JAKARTA (Bisnis Jakarta) – PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  dengan agenda utama Perubahan Susunan Pengurus Perseroan. Adapun RUPSLB BTN ini sebagai tindak lanjut dari Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. S-117/PB.313/217 tanggal 22 November 2017 perihal Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT BTN. RUPSLB juga dilatarbelakangi pengangkatan Handayani sebagai Direksi BRI, 18 Oktober lalu.

RUPSLB BTN memutuskan perubahan pengurus perseroan dengan mengangkat Dasuki Amsir sebagai Direktur BTN. Dasuki, kelahiran Jakarta 28 Juni 1963 sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III dan sebelumnya pernah berkarir di BNI.

Direktur Utama BTN Maryono menyambut baik Dasuki Amsir sebagai bagian dari keluarga besar BTN, dan berharap dengan bergabungnya Dasuki dapat memberikan kontribusi yang positif bagi BTN ke depannya.

Selama tahun 2017, Bank dengan kode saham BBTN mencatatkan kinerja yang positif, dengan mencatatkan pertumbuhan aset, kredit maupun Dana Pihak Ketiga di atas 18%  sementara perbankan nasional hanya tumbuh di kisaran 10%. “Dengan pencapaian tersebut, kami optimistis pada akhir tahun ini Bank BTN bisa menembus peringkat lima besar perbankan nasional,” kata Maryono.

Baca Juga :   AP II Kelola Bandara APT Pranoto

Dilatarbelakangi kinerja yang apik pada tahun 2017, BTN mematok target pertumbuhan moderat pada tahun 2018. Konsisten dengan misi dan visi bank, target jangka pendek dan menengah Bank BTN adalah memperkuat posisinyanya di bidang perumahan dengan mendukung realisasi Program Sejuta Rumah.

Sejumlah strategi pun dipasang, untuk strategi pertumbuhan kredit, BTN fokus pada penyaluran kredit perumahan dengan menyasar segmen mass dan perluasan pada segmen affluent serta emerging affluent.

Berdasarkan Rencana Bisnis Bank, BTN membidik pertumbuhan kredit mencapai kurang lebih 24% pada tahun 2018. Angka tersebut jauh di atas  rata-rata target industri perbankan yang dihimpun OJK yang hanya sebesar 13-14%.
“Program sejuta rumah masih menjadi pendorong utama kredit BTN, karena itu kami akan optimal mendukung pemerintah untuk program subsidi baik Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, Subsidi Selisih Bunga, Bantuan Uang Muka maupun Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT),” kata Maryono.

Sementara  untuk strategi pendanaan masih  diintensifkan untuk mengejar dana murah.  AdapunTarget DPK Bank BTN pada tahun 2018 adalah sebesar 24% dengan porsi dana murah sebesar 48-49% dari total DPK. Angka tersebut juga di atas rata-rata target perbankan secara umum sebesar 14%. “Persaingan perebutan DPK akan sangat ketat pada tahun 2018, kami  akan melakukan sejumlah strategi diantaranya meningkatkan CASA , meningkatkan DPK komersil berbasis construction value chain, dan pendanaan institusi berbasis KPR dan memperluas wholesale funding, penerbitan surat utang, (obligasi), pinjaman, Negotiable Certificate Deposit (NCD), ataupun pinjaman luar negeri,” kata Maryono. (son)

Baca Juga :   AP II Miliki Mayoritas Saham Gapura Angkasa