JAKARTA (Bsnis Jakarta) – Indonesia akan meminta dukungan negara-negara Pasific dalam kerangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terutama wilayah pervatasan seperti Provinsi Papua.

“Kami akan mengadakan pendekatan kepada negara negara Pasific yang masih ada mendukung gerakan Organisasi Papua Merdeka,” sebut Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinator Politik Keamanan Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/7).

Saat ini diketahui terdapat sekitar 16 negara yang masuk dalam negara-negara kepulauan di Samudra Pasific. Yaitu Kepulauan Cook, Federasi Mikronesia, Fiji, Francis Polinesia, Kiribati, Nauru, Kaledonia Baru, Niue, Palau, Papua Nugini, Kepulauan Marshall, Samoa, Kepulauan Salomon, Tonga, Tuvalu dan Vanuatu.

Dalam kerangka itulah, DPR RI melalui BKSAP akan mengadakan forum pertemuan Indonesia Pacific parliamentary Partnership (IPPP) di Jakarta pada 23 -24 Juli 2018. Melalui moment itu DPR akan melakukan pendekatan kepada negara-negara tersebut untuk menjelaskan tentang Papua sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI.

Baca Juga :   DBD Serang NTT, 31 Warga Meninggal

“Forum bersama dengan negara-negara Pasifik yang kita namakan Indonesia Pacific parliamentary Partnership (IPPP) itu akan digunakan untuk mendukung agar gerakan Papua Merdeka tidak mendapat dukungan internasional lagi,” ujarnya.

Lebih jauh, forum ini mengagendakan tema utama yaitu Human Development and Maritime Sustainabeility atau Pembangunan Manusia dan Keberalangsungan Dunia Maritim, karena negara-negara yang menjadi pesertanya berada di Samudra Pasific.

Fadli mengatakan, forum yang diselenggarakan ini merupakan forum pertama yang digagas DPR sebagai upaya untuk mendukung diplomasi yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, forum itu merupakan bagian dari tugas parlemen sesuai dengan UU MD3 terutama Parliamentary Diplomacy atau Diplomasi Parlemen.

“Sehingga kita bisa bicara dengan pihak-pihak dari negara Pasific tersebut termasuk negara-negara yang selama ini sudah mempunyai group kerjasama bilateral yaitu GKSB, yang sudah berjalan seperti dengan Vanuatu,” tegasnya. (har)