Kunjungan Wisman Dibawah Angka Psikologis

    29
    JAKARTA (Bisnisjakarta)-
    Menpar Arief Yahya menyebutkan capaian kunjungan wisman pada Januari-April 2019 sebesar 5,12 juta atau 1,3 juta perbulan masih dibawah angka psikologis. "Angka 1,3 juta ini tidak bagus karena angka psikologis kita 1,5 juta per bulan atau 18 juta wisman pada akhir tahun ini,” kata Menpar saat Halal Bi Halal 1440 H/2019 M bersama keluarga besar Kemenpar di Jakarta, Senin (10/6).

    Menpar menjelaskan, untuk mengoptimalkan capaian target wisman pada delapan bulan berikutnya Kemenpar bersama pelaku bisnis pariwisata akan melakukan 4 strategi utama yakni; border tourism; hot deals, tourism hub, dan low cost carrier terminal (LCCT).

    Untuk strategi border tourism, kata Menpar Arief Yahya, mengandalkan kekuatan proximity (kedekatan jarak maupun emosional) dan strategi ini banyak dilakukan negara-negara di Eropa maupun Asia Tenggara seperti Malaysia.

    Sementara itu untuk program hot deals atau memberikan diskon besar-besaran untuk menjaring kunjungan wisman di saat low seasons pada tahun ini, menurut Arief Yahya, target intern Kemenpar diharapkan akan menghasilkan 2 juta hingga 2,5 juta wisman. Pada tahun lalu hot deals mampu menjual 700.000 pax terbesar dari Kepri mencapai 20 persen.

    Baca Juga :   Go-Food Festival, Hadir di Kota Bogor

    Menpar menjelaskan, untuk program tourism hub dilakukan melalui Singapura dan  Kuala Lumpur (Malaysia). “Program ini sebagai solusi terhadap direct flight yang sulit dilakukan dan membutuhkan waktu relatif lama,” kata Arief Yahya.

    Ia memberikan contoh untuk menarik kunjungan wisman dari pasar India yang tahun lalu memberikan kontribusi sekitar 600 ribu wisman, dengan direct flight dari Mumbai, India, ke Bali hanya melayani 3 kali perminggu.

    Sementara itu program yang menentukan dalam mencapai target wisman tahun ini adalah low cost carrier terminal (LCCT).

    Kemenpar mencatat kunjungan wisman tahun 2017 lebih dari 55 persen menggunakan full service carrier (FSC) sisanya menggunakan low cost carrier (LCC). Namun, ternyata pertumbuhan FSC rata-rata di bawah 5 persen, sedangkan LCC yang tumbuh rata-rata 21 persen. "Untuk mendorong kunjungan wisman LCC kita harus memiliki terminal LCC dan program mulai terwujud. Per 1 Mei 2019 yang lalu, Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta resmi menjadi LCCT kita harapkan akan terjadi lonjakan 1 juta wisman,” kata Menpar. (son)