NEW YORK (Bisnis Jakarta) – Harga minyak dunia terus menurun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS yang lebih kuat membuat minyak yang berdenominasi dolar AS menjadi kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Dolar AS naik terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa (28/11), setelah calon ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan bahwa dia memperkirakan bank sentral akan melanjutkan pengetatan moneter dan mengurangi beban peraturan pada sistem keuangan.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,45 persen menjadi 93,318 pada akhir perdagangan.
Sementara itu, para pedagang sedang menunggu rincian tentang perpanjangan pengurangan produksi OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) yang telah menaikkan harga. OPEC dan produsen minyak utama lainnya akan bertemu pada 30 November untuk membahas apakah akan memperpanjang pembatasan produksi minyak mentah saat ini guna menorong harga minyak mentah lebih tinggi.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun 0,12 dolar AS menjadi menetap di 57,99 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Januari, turun 0,23 dolar AS menjadi ditutup pada 63,61 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (grd/ant)