BisnisHeadline

Mengangkat Tema Penguatan Digital, Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI) Gelar Rakernas di Kota Bandung

Bisnisjakarta.co.id  – Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI) menggelar rapat kerja nasional (rakernas), di Bandung, Jawa Barat, 29-30 agustus 2024.

Kegiatan yang berpusat di gedung Bandung tv, jalan pacuan kuda bandung itu dihadiri langsung oleh Ketua Umum ATVLI Bambang Santoso, Ketua Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Pusat Bpk Tulus Santoso, Aggota Komisi I DPR RI Bpk Nico Siahaan dan anggota ATVLI di seluruh indonesia.

Selain membahas isu2 tentang tv lokal seperti menghadapi tantangan-tantangan  yang dulunya remot, iklan dan sampai sekarang  platform-platform yang menjadi  bisa dikatakan musuh-musuh bagi para tv lokal di era digital saat ini, ATVLI juga sekaligus merayakan hut ATVLI yang ke-22 dengan mengadakan sesi pemotongan nasi  tumpeng oleh ketua umum ATVLI Bambang Santoso, sebagai tanda ucapan syukur, juga harapan supaya tv lokal yang sekarang bisa lebih maju lagi.

Menurut ketua umum ATVLI Bambang Santoso, “Dengan adanya rakernas ini bisa mensinergikan dan kerja sama yang baik. Digital pada saat ini memang  membawa berkah, tetapi juga bagi sebagian besar  tv lokal di luar sana ada yang mengalami kesulitan dan ternyata tidak semuanya memang sudah siap baik dari sisi regulasi kesiapan dan teknis semuanya sedikit dipaksakan.”

“Sehingga situasinya semakin tidak membaik seperti halnya ada temen tv lokal kita yang daerah nya jauh dalam persiapannya belum ada set top box” lanjutnya saat memberi sambutan di Rakernas ATVLI HUT ke-22 pada Kamis,(29/08/2024).

Ia mengatakan juga, bahwa menjelang pergantian kepemimpinan pada saat ini, dilihatnya kurang  apresiasi untuk tv lokal, “Padahal tv lokal dituntut untuk menjadi garda terdepan untuk budaya lokal kita seperti hal nya di bandung tv lokal harus menjadi pagar sekaligus garda terdepan untuk menjaga bagaimana kearifan lokal budaya lokal di bandung periangan dan sekitarnya” ujar Santoso.

Bambang santoso menekankan  bahwa ada satu sisi yang sama sekarang, berhadapan dengan platform yang sangat menguasai dan memang dari mereka juga mengahruskan untuk mendorong pemerintah untuk lebih aktif, dengan lebih memberikan ruang ke media-media lokal kita ,dan  bukan cuma itu pemerintah juga harus mengambil inisiasi bagaimana menyelamatkan keberdaan meda ini untuk kedepannya.

“saya berharap cara siap kita bisa memberikan satu pencerahan, bagaimana memberikan penguatan kepada media-media lokal kita, terutama temen-temen tv lokal” tutup Santoso.

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, Nico Siahaan memberikan tanggapan mengenai tantangan-tantangan tv lokal pada saat ini yang harus di persiapkan kedepannya. “Hari ini Digital Warfare itu sudah terlihat sangat jelas perang tidak terjadi lagi, perang tradisional,perang angkatan militer, tapi sekarang perang asimetris ini sudah ada di depan mata, bagaimana negara negara menjajah negara yang lain dengan kontennya, menurut pak nicko ini harus di persiapkan betul dan tv tv itu adalah benteng benteng, kita harus mempersiapkan itu.”  Kata Nico Siahaan.

“Masalah digital sebenarnya mempunyai kemampuan untuk membuat regulasi yang tegas terhadap platfrom platfrom. Tetapi, Platfrom harus ada aturannya bukan karna kita mau mengatur tapi harus punya aturan yang tegas juga.” Lanjutnya.

Sementara itu Wakil Ketua KPI, Tulus Santoso, memberikan harapan kepada TV lokal terkait regulasi penyiaran untuk mengatur media baru saat ini.

“Tv lokal mempunyai semangat yang sama agar regulasi penyiaran ini dapat mengatur media baru, KPI tidak memaksakan harus KPI yang mengatur, karna melalui UU penyiaran, KPI mengatur sektor penyiaran agar mewujudkan watak, memperdukumg persatuan nasional, klo kita ingin menemukan watak jati diri bangsa generasi indonesia, tidak cukup hanya dengan mengatur lembaga penyiaran, mudah mudahan bisa terwujid nantinya di pemerintahan baru dan parlemennya juga diisi oleh orang yang baru” kata Tulus.

Dengan begitu untuk menghadapi semua tantangan itu , tv lokal harus menjual konten sebagai utamanya, memperbaiki konten, dan inovasi yang sangat dibutuhkan.***

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button