
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan identifikasi terhadap daerah rawan bencana alam untuk angkutan kereta api (KA). Hasilnya, terdapat 642 titik rawan yang dilewati oleh perlintasan KA untuk wilayah Jawa dan Sumatera.
Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kemenhub M Popik Montanasyah mengatakan, titik rawan longsor tersebut mencakup banjir, tanah longsor atau amblas dan pohon tumbang. “Kita sudah identifikasi titik-titik rawan longsor. Kita bukan hanya identifikasi, petugas kita tambah. Kita minta Balai dan Daop (Daerah Operasi KAI) antisipasi, baik SDM maupun sarana. Dengan PT KAI, kita juga tempatkan orang di daerah-daerah rawan tersebut,” ujarnya saat buka puasa bersama media di Kantor Kemenhub, Jakarta, Rabu (6/6).
Titik rawan yang menjadi perhatian Ditjen Perkeretaapian antara lain wilayah Porong, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah. “Di Jawa Timur ada beberapa, seperti Porong kita pantau. Di Semarang itu banjir rob, ini kan terjadi terus. Kalau tidak bisa dilewati, kita ganti dengan angkutan lain. Di Madiun ada kereta cadangan. Tapi rawan ini bukan hanya terkait bencana alam, ini dijaga,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Perkeretaapian Kemenhub, Zumafendi mengatakan, sebagai langkah antisipasi jelang arus mudik Lebaran pihaknya telah melakukan koordinasi dengan PT KAI. Hasilnya, Kemenhub dan KAI akan menambah jumlah petugas di lapangan.
Menurut dia, untuk arus mudik Lebaran tahun ini, penambahan jumlah petugas lapangan mencapai 1.113 orang. Petugas ini bukan hanya akan disiagakan di titik rawan melainkan juga di perlintasan sebidang. “Tahun ini kami menugaskan penambahan 1.113 orang, ini tambahan dari total 7.000-an penjaga perlintasan sebidang yang ada. Kita juga memasang CCTV di 6 titik paling rawan, seperti Yogyakarta, Madiun,” ungkapnya. (son)