
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) berhasil mendesain Sekolah Indonesia Cepat Tanggap (SICT) yang dapat digunakan untuk untuk kelangsungan proses belajar mengajar di daerah terdampak bencana alam. Demikian diungkapkan Manager Mahasiswa dan Hubungan Alumni FTUI Dr. Ir. Badrul Munir sebelum pembukaan Expo dan Pameran Produk Riset Inovasi Unggulan Fakultas Teknik UI di Pondok Indah Mall – Jakarta, Jumat (8/11).
Menurut Munir, desain rumah ini sudah mendapat pengakuan dari lembaga internasional yaitu penghargaan berupa FutureArc Asia Pasifik 2019. Penghargaan ini diberikan atas rancangan sekolah yang didesain oleh tim dari Klaster Perancangan Arsitektur Departemen Arsitektur FTUI dengan prinsip desain modular berupa unit-unit yang dapat disusun secara plug and play serta dapat dibangun secara cepat. "Desain Sekolah Indonesia Cepat Tanggap dirancang dengan memperhatikan berbagai isu yang penting untuk desain bangunan cepat tanggap bencana, terutama terkait kecepatan dalam proses membangun dan kualitas bangunan itu sendiri,” ujar Munir.
Ia menambahkan, selama ini muncul image bahwa bangunan-bangunan cepat tanggap bencana yang relatif singkat proses konstruksinya sering kali mengesampingkan kualitas bangunan sehingga bangunan lebih bersifat sementara dan tidak memiliki kualitas untuk digunakan dalam jangka panjang. "SICT menawarkan sistem modular dan plug and play yang memberikan kesempatan untuk mengonstruksi bangunan secara cepat dengan kualitas layaknya bangunan permanen, serta mudah disesuaikan dengan kondisi di tempat yang membutuhkan,” jelas Munir.
Sementara Ketua Umum Iluni FTUI Cindar Hari Prabowo menuturkan, SICT merupakan inisiatif dan komitmen UI dalam mewujudkan kesempatan belajar yang terbaik bagi anak Indonesia. "Sekolah Indonesia Cepat Tanggap tidak hanya menjadi sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga merupakan sebuah prestasi yang perlu menjadi inisiatif berkelanjutan,” papar Cindar.
Untuk diketahui, kata Cindar, sistem modular pada SICT memiliki unit-unit yang didesain dengan mempertimbangkan bentuk geometri dan dimensi dari material yang tersedia sehingga tidak ada material yang terbuang percuma.
Desain dari unit-unit itu memberikan fleksibilitas untuk disusun menjadi kesatuan ruang dalam dan ruang luar yang secara keseluruhan memberikan kesempatan belajar yang menyenangkan bagi anak. Saat ini sistem bangunan sekolah modular itu sedang dalam proses untuk memperoleh hak paten.
Ia mencontohkan ketika terjadi bencana alam berupa gempa bumi di beberapa wilayah, FTUI berhasil mendirikan enam Sekolah Indonesia Cepat Tanggap (2 sekolah di Lombok, 1 sekolah di Sumbawa, dan 3 sekolah di Palu).
Sekolah-sekolah yang dibangun dengan cepat ini, kata dia, anak-anak di daerah bencana dapat segera bersekolah kembali di lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya. (son)