Annual event bursa wisata independen, TTC Travel Mart yang memasuki tahun 32 terdampak virus Corona. Sebanyak 14 negara batal mengikuti bursa wisata internasional yang berlangsung di Jakarta, Senin (17/2) dan Surabaya Rabu (19/2).
Akibatnya, penyelenggaraan TTC Travel Mart kali ini mengalami kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah. Beberapa peserta (Sellers) yang batal hadir pun sangat beragam, mulai dari peserta yang baru gabung hingga ada yang pernah ikut 29 kali.
Dari daftar peserta yang batal bertransaksi tercatat ada dari Yordania, Thailand, Nepal, Finlandia, China, Hongkong, Bhutan, Taiwan, Rusia, Makau, Malaysia, Hongaria, Singapura, dan USA.
Perusahaan travel agent Asia Explorer dan Minds Tour dari Thailand menjadi peserta paling sering mengikuti TTC Travel Mart yakni 25 kali dan 29 kali. Sedangkan untuk peserta paling baru ada delapan perusahaan dari negara China, Rusia, Finlandia, Hongaria, dan Singapura.
Tedjo Iskandar, Founder TTC Travel Mart mengatakan, berdasarkan data yang masuk ada 35 peserta yang membatalkan diri dalam penyelenggaraan TTC Travel Mart kali ini. "Alasannya pun beragam. Agar tak terdampak virus Corona dan ada juga yang memang negaranya melarang ke luar negeri untuk sementara waktu,” kata Tedjo.
Jika di kalkulasi dalam jumlah rupiah, untuk setiap peserta TTC Travel Mart diwajibkan membayar sebesar USD 1100 untuk di Jakarta dan Surabya. Dengan demikian TTC Travel Mart mengalami kerugian Rp525.448.000,- (kurs BI hari ini 13.648).
Penyelenggaraan TTC Travel Mart kali ini pun mengalami perubahan komposisi pangsa pasar. Secara tradisi, peserta TTC Travel Mart komposisinya itu 90 persen dari mancanegara dan 10 persen dari dalam negeri. "TTC Travel Mart kali ini memang mengalami penurunan peserta. Dan komposisi marketnya pun berubah menjadi 70 persen mancanegara 30 persen domestik. Dari 132 sellers yang hadir, 83 mancanegara selebihnya dalam negeri,” urai Tedjo.
Lebih rinci lagi, Tedjo menerangkan, untuk sellers yang berpartisipasi di Jakarta ada 121, dan 93 sellers di Surabaya. Sedangkan untuk jumlah buyers yang hadir secara keseluruhan 352 dari Jakarta, 41 dari Bandung dan 17 buyers regional. Untuk buyers Surabaya total ada sekitar 179 orang.
Meski demikian, Tedjo mengaku hal ini justru menjadi peluang bagi pasar dalam negeri untuk menjual paket wisata ke para buyers yang datang di dua kota tersebut. “Dari data jumlah sellers dalam negeri yang masuk ke kita, saya mengartikan ada respon positif dan cepat dalam mengantisipasi pasar China yang sedang terpuruk,” ulasnya.
Salah satu peserta loyal TTC Travel Mart yang enggan dikutip namanya, memang mengaku, ada grup insentif dari salah satu korporasi besar di Jakarta yang menunda perjalanannya ke Bangkok. "Saya bawa grup insentif 500 orang yang ditunda keberangkatannya ke Bangkok. Hal ini karena ada kebijakan dari perusahaan tersebut untuk menunda sementara waktu bepergian ke luar negeri,” ucapnya.
Tedjo kembali menambahkan, dengan adanya larangan dari seluruh negara untuk berkunjung ke China, ia melihat kans Vietnam sangat potensial untuk dilirik oleh negara lain. “Vietnam ini emerging market di Asia,” tutup Tedjo. (son)