BOGOR (Bisnis Jakarta) – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bersama sejumlah kepala daerah tetap komitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang dimiliki bangsa Indonesia dengan pembangunan 47 kebun raya baru di berbagai daerah kota, kabupaten dan provinsi di tanah air. “LIPI bersama pemda dan pihak terkait terus berupaya untuk itu. Bahkan sekarang ini dari 47 target kebun raya baru yang kita bangun sudah terealisiasi sebanyak 37 kebun raya baru di berbagai daerah di Indonesia. Mudah mudahan dengan dukungan dari semua pihak itu LIPI akan mampu mewujudkan tergat tersebut hingga 2019 mendatang,” kata Plt.Kepala LIPI, Dr.Ir Bambang Subiyanto, ditemui disela-sela kegiatan Pembukaan Rapat Kerja (Raker) LIPI tahun 2018, di Hotel Aston, Kota Bogor. Selasa, (06/03).
Dr. Bambang berharap, dengan pembangunan 47 Kebun Raya baru di Indonesia ini akan mampu menjaga sekaligus melindungi ekosistim dan keneka ragaman kekayaan hayati berupa tanaman mapun tumbuhan langka yang ada di Indonesia. “Kita tahu, bahwa banyak sekali jenis tanaman atau tumbuhan langka di sejumlah daerah yang sekarang ini banyak yang mulai punah,” sesalnya.
Bambang menjelaskan, bahwa dari jumlah total kebun raya baru di Indonesia tersebut tercatat 30 kebun raya dikelola oleh pemerintah, 5 kebun raya dikelola oleh LIPI dan 2 kebun raya dikelola oleh lembaga universitas. “Untuk kebun raya yang di Papua dan beberapa derah laian memang sampai saat ini belum bisa terealisasi dikarenakan masih adanya persoalan pembebasan lahannya yang masih bermasalah,” ujarnya.
LIPI sebagai lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mendesain dan menggerap pembangunan 47 Kebun Raya di Indonesia, terus melakukan kajian bagi daerah-daerah lain yang berminat memiliki kebun raya di daerahnya masing masing. “Khusus untuk dana pendampingannya saja, anggaran untuk ini telah disiapkan antara Rp.20 sampai 30 miliar per tahunnya. Dana tersebut bersumber dari Pemda dan Kementrian PUPR,” ungkapnya.
Bambang berharap, hadirnya kebun raya-kebun raya di berbagai daerah ini, tentu sangat diharapkan mampu memampilkan berbagai keuniakan tumbuhan atau tanaman lokal yang menjadi khas di daerah tersebut. “Mengapa itu perlu kita tekankan agar setiap kebun raya nantinya mempunyai ciri khas (pembeda) antara kebun raya satu dengan kebun raya lainnya,” terangnya.
Mentri Pendaya Gunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birikrasi (MenPAN-RB), Asman Abnur, yang tampil sebagai Keynote Speaker dalam Raker LIPI tersebut menyampaikan harapan beasr kepada lembaga LIPI dalam melaksankan tugas dan tanggungjawabnya kepada masyarakt, bangsa dan Negara. “LIPI harus mampu bersaing dengan lebaga-lembaga penelitian lain yang ada di luar negri. LIPI juga harus mampu menjadi sebuah lembaga yang akan menjadi sentral penelitian bidang ilmu pengetahuan di Indonesia,” harapan Asman.
MenPAN-RB itu mengungkapkan, bahwa tahun ini saja pemerintah telah menganggarkan dana untuk dunia riset dan penelitian di Indonesia mencapai Rp 41 trilun. Dengan dana sebesar itu maka ouput penelitian yang dihasilkan LIPI atau lembaga penelitian lainnya kedepan harus jelas, hasil, manfaat, maksud dan tujuannya untuk masyarakat, bangsa dan negara. “Dengan alokasi dana sebesar itu, tentu lembaga seperti LIPI ini kedepan tidak boleh kalah bersaing, apalagi tertinggal dengan lembaga-lembaga penelitian lainnya di dunia dalam menghasilkan produk inovasi dan penelitian yang bermanfaat positif untuk masyarakat, bangsa dan negara,” tegasnya. (bas)