Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI) Ir. I Made Dana Tangkas, M.Si.,IPU., manggagas terbentuknya Asean Automotive Institute Federation, yang nantinya menjadi induk buat IOI, Thailand Automotive Institute (TAI), dan Malaysia Automotive Institute (MAI). "Nanti kami bicarakan dengan sekretariat Asean, kemudian masing-masing institut otomotif itu berbicara dengan pemerintah. Kalau sudah satu bahasa, nanti kami akan dirikan Asean Automotive Institute,” kata Dana usai bertemu dengan delegasi Otomitif Malaysia di Jakarta, Selasa (23/10).
Delegasi Malaysia dipimpin President of Malaysia Automotive Institute Dato Mohamad Madani Sahari. Hadir pula President of Perodua Dato Zainal. Kunjungan membicarakan terkait dengan tindaklanjut terhadap komitmen dalam membangun industri otomatif kawasan regional Asean.
Menurut Dana, hal lain yang dibicarakan terkait upaya meningkatkan kompetensi engineer di bidang otomitif dan pengiriman para ahli atau expert ke Malaysia. Selain itu, mendorong upaya membangun industri dan basis supply chain di Indonesia dengan membuat JV Company antara pelaku industri Ma & ID terutama di kalangan Pikko dan Apec.
Kemudian, kata Made Dana, ada komitmen yang sama untuk membuat riset dalam biofuel dan EV serta pengembangannya di kedua negara. Yang tidak kalah penting terkait dengan pengembangan kerjasama Asean Car.
Menurut Made Dana, Asean Automotive Institute nantinya memikirkan otomotif secara regional, yaitu sebagai negara di Asia Tenggara untuk berhadapan dengan otomotif global. Misalnya, Asean Automotive Institute membuat rujukan spesifikasi kendaraan khusus yang dijual di kawasan Asia Tenggara.
Ketua Umum Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BK TI-PII) ini menjelaskan, IOI dan MAI mendorong joint venture antara perusahaan komponen otomotif di Indonesia dan Malaysia, agar memenuhi kebutuhan principal yang banyak berada di kedua negara. “Hal ini agar kita bisa mengelola pasar Asean dengan mandiri,” kata Made.
Kekuatan industri komponen di kedua negara, jelas Made Dana, nantinya industri otomotif bisa mengenal konten Asean untuk kendaraan dari total komponen yang diproduksi oleh negara Asean. "Sekarang minimal di masing-masing negara local content 40 persen, jika dijumlah bisa mencapai 100 persen sehingga bisa disebut Asean content. Jadi, dari sini, mobil Asean bisa dibangun,” tutur Made Dana. (son)