Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melakukan uji coba (test bed) pelayanan pemanduan secara Elektronik (E-Pilotage) untuk wilayah di wilayah perairan pelabuhan batam dan sekitarnya. Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H Purnomo secara virtual (Video Conference) pada hari Senin (29/6) dari ruang Marine Command Centre (MCC) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan VTS Centre Batam, Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang.
Adapun kegiatan ini diikuti oleh Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan laut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam. para Kepala Distrik Navigasi, para kepala UPT Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan General Manajer PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang Batam.
Pelaksanaan uji coba (test bed) Pemanduan secara elektronik melalui Stasiun Vessel Traffic Service (VTS) Batam ini merupakan yang ke dua kalinya setelah pada tanggal 17 Juni 2020 lalu dilakukan pada Stasiun VTS Tanjung Priok Jakarta. “Pada test bed ke-2 (dua) ini kami berharap semua pihak dapat membantu sesuai peran dan tugas masing-masing sehingga kegiatan ini bisa menjadi acuan bagi pelaksanaan test bed e-pilotage berikutnya yaitu untuk VTS Benoa dan VTS Tarakan, dengan tetap mengacu pada ketentuan nasional dan internasional yang berlaku,” ujar Dirjen Agus saat membuka test bed E-Pilotage tersebut melalui virtual atau Video Conference, Senin (29/6).
Seperti diketahui, dalam rangka penerapan pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) di perairan Indonesia Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut akan melakukan uji coba (test bed) di wilayah perairan Indonesia, khususnya di 4 (empat) stasiun Vessel Traffic Services (VTS) yaitu VTS Batam, VTS Tanjung Priok, VTS Benoa dan VTS Tarakan.
Dengan penerapan pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) di perairan Indonesia selain untuk meningkatkan pelayanan keselamatan pelayaran perlindungan maritim, juga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional dengan menjamin kelancaran logistik di seluruh wilayah Indonesia.
Melalui pelaksanaan test bed pemanduan secara elektronik (e-pilotage) pada VTS Batam ini akan diperoleh data dan informasi yang sangat penting untuk memperoleh format yang terbaik dalam mengimplementasikan e-pilotage di perairan Batam dan sekitarnya seperti halnya pada pelaksanaan uji coba di VTS Tanjung Priok.
Kedepannya jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terutama Direktorat Kenavigasian memang masih mempunyai tugas yang cukup berat. Selain terkait masalah penerapan pemanduan secara elektonik (e-pilotage) juga masalah penetapan alur pelayaran mengingat banyaknya alur pelayaran serta luasnya wilayah perairan di Indonesia sehingga memerlukan kerja keras dan disiplin terutama dalam penyiapkan sumber daya manusia dan sarana peralatannya.
Sementara itu, Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan dalam laporannya mengatakan bahwa pelaksanaan uji coba atau test bed pemanduan secara elektronik atau E-Pilotage ini merupakan salah satu program quick wins Direktorat Jenderal Perhubungan Laut khususnya untuk mengoptimalisasikan peran VTS di Perairan Indonesia. “Tujuan utama dilaksanakannya uji coba E-Pilotage adalah untuk mendapatkan input serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi pemanduan secara elektronik (e-pilotage) berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran dan untuk mengoptimalkan peran dari VTS di seluruh Indonesia,” kata Hengki.
Menurut Hengki, pada pelaksanaan tes bed E-Pilotage di VTS Batam, beberapa instansi yang terlibat antara lain adalah Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang, PT. Pelabuhan Indonesia I (persero) Cabang Batam, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus (KSOP Khusus) Batam yang masing-masing memiliki peranan tersendiri dalam pelaksanaan test bed.
Sebagai informasi, dalam pelaksanaan Uji coba (test bed) pemanduan secara elektronik (e-pilotage) di VTS Batam bahwa pada hari ini (29/6) terdapat 2 (dua) kapal yang berpartisipasi dalam pemanduan secara elektronik untuk berlabuh di Pelabuhan.
Kedua kapal tersebut masing-masing adalah kapal jenis tug boat yang membawa tongkang berisi kontainer, yang merupakan jenis kapal yang wajib di pandu, yakni TB Capricon 106 dan TB Capricorn 120 yang akan memasuki Pelabuhan Batu Ampar. (son)