
“Lonjakan penduduk di Kota Tangsel bukan karena tingkat kelahiran. Melainkan karena letak geografis Tangsel yang strategis yang berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta,” ungkap Kepala Sub Direktorat Mekanisme Operasional Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Ade Anwar.
Kota Tangsel memiliki luas 147,19 kilometer persegi. Atau 1,63 persen dari luas wilayah Provinsi Banten. Kota Tangsel dihuni oleh 1.593.812 dengan kepadatan penduduk 10.828,26 setiap kilometer persegi. Tahun 2012, jumlah penduduk Tangsel sebanyak 1.394.405 jiwa.
Kemudian bertambah menjadi 1.492.999 jiwa ditahun 2013. Sebanyak 1.543.209 jiwa 2014. Sebanyak 1.593.812 jiwa 2015. Terus meningkat sebanyak 1.593.812 jiwa 2016.
“Kalau dari segi kelahiran rate atau angka kelahiran kasar, Tangsel sejajar dengan Kabupaten atau Kota di Provinsi Banten,” imbuhnya.
Kendati demikian, sambung Ade, tingginya laju pertumbuhan penduduk tersebut tetap saja menjadi masalah cukup serius bagi Pemkot Tangsel. Ia berharap perangkat organisasi daerah lintas sektor di Kota Tangsel untuk saling bersinergi dalam mengatasi persoalan yang muncul karena masalah kependudukan untuk keberhasilan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang digaungkan oleh BKKBN.
“Kampung KB itu tujuan utamanya meningkatkan keluarga menjadi lebih berkualitas,” tandasnya. (nov)