Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menyatakan, perusahaan telah mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan aspek lingkungan baik itu di proyek maupun di daerah sekitar sekaligus menetapkan langkah strategis sehingga pembangunan bisa tetap berlangsung dengan lancar. "KCIC berkomitmen untuk melaksanakan tindakan pencegahan terhadap potensi bencana," katanya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Rabu (8/1).
Chandra mengatakan, ada beberapa penanganan teknis telah dilakukan oleh Proyek KCJB ke sejumlah titik banjir. Di sekitar area KM19, Proyek KCJB turun tangan membantu penanggulangan lingkungan yaitu membersihkan tumpukan sampah di Kali Jambe yang semula tersumbat dan menyebabkan banjir.
Disisi lain, kata dia, saat ini Proyek KCJB juga melakukan tindakan pemulihan terhadap kerusakan akses jalan di samping jalan tol Cikampek Km+4 sekitar exit tol Jatiwaringin yang sengaja dibangun untuk memudahkan akses warga. Jalan yang berlokasi di Jalan Pangkalan Jati VI A tersebut kini tengah dilakukan perbaikan dan penguatan akses jalan setelah terjadinya longsor dan ditargetkan akan segera bisa digunakan.
Selain melakukan penanganan bencana, jelas Chandra, secara paralel ketiga kontraktor KCJB (Sinohydro, WIKA dan CREC) berinisiatif melakukan penyisiran dan penanggulangan ke sejumlah titik yang berpotensi menjadi penyebab banjir dan longsor, yakni dengan pemantauan pada sejumlah pintu air sungai dan saluran air yang berada di sekitar lokasi proyek untuk memastikan berfungsi dengan normal.
Seluruh pengerjaan proyek KCJB, papar Chandra, senantiasa memperhatikan kaidah yang diperlukan. “Aktivitas pembangungan proyek KCJB sangat memperhatikan aspek teknis dan mekanisme pengendaliannya, dan yang terpenting adalah berpikir ke depan mencari solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Saat ini proyek KCJB sedang mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menghadapi cuaca ekstrim," tutup Chandra. (son)