BOGOR (Bisnis Jakarta) – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Herry Suhardiyanto menyampaikan Laporan Kerja dan Pertanggungjawaban (LKPJ) Rektor IPB, masa bakti 2012-2017, di hadapan para pimpinan civitas dan anggota Majelis Wali Amanat (MWA) IPB, di Kampus Baranangsiang, Kota Bogor Senin, (13/11).
Dalam laporannya, Rektor IPB, Prof.Dr.Ir. Herry Suhardiyanto, mengatakan, visi yang telah dicapai IPB menjadi modal untuk melewati fase perubahan berikutnya, dan sebagai tangga untuk mencapai visi jangka panjang 2045, yaitu “IPB Future”. “Yaitu menjadi Techno Socio Entrepreneurial University yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan tinggi unggul pada tingkat global di bidang pertanian, kelautan dan biosains tropika,” ujarnya.
Dalam bidang pendidikan, rektor memandang bahwa perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan atau prinsip quality education dan education for all adalah kunci bagi IPB untuk menghasilkan sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang handal dan berdaya saing dari seluruh tanah air. “Salah satu diantaranya pengembangan program studi sarjana dalam lima tahun terakhir dilakukan secara inovatif, adaptif dan relevan dengan kebutuhan dan tantangan perkembangan zaman,” jelasnya.
Menurut Prof Herry, pembentukan Program Studi Aktuaria di IPB merupakan langkah penting dalam menjawab tantangan perekonomian yang semakin tidak pasti dan menghadapi risiko keuangan yang bisa muncul setiap saat.
Sementara dalam bidang penelitian, Prof. Herry menyampaikan, bahwa peningkatan mutu penelitian merupakan upaya penting untuk menghasilkan inovasi-inovasi unggul yang berguna bagi masyarakat. Hal ini merupakan pilar kedua dalam strategi pengembangan IPB 2012-2017. Untuk mengarahkan tema penelitian menjadi lebih konvergen, agenda riset IPB telah dirumuskan meliputi pangan, energi, ekologi, penanggulangan kemiskinan dan biomedis. “Jumlah publikasi nasional maupun Internasional di IPB setiap tahunnya terus meningkat, rata-rata mencapai 500 artikel. Jumlah publikasi internasional yang terindeks Scopus sampai pada bulan Oktober tahun 2017 saja telah mencapai 597 artikel,” sebutnya.
Peran IPB sebagai penggerak prima dalam pengarusutamaan pertanian, salah satunya diwujudkan melalui kehadiran IPB dalam berbagai program dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menjadi pilar ketiga dalam strategi pengembangan IPB 2012-2017. “Program pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan melalui model pendampingan sistem agribisnis dan transfer pengetahuan/teknologi ke masyarakat melalui penyuluhan dan pendampingan, khususnya bagi petani, nelayan dan peternak,” terangnya.
Hingga tahun 2017, setiap tahunnya tercatat 1.014 desa atau kelompok masyarakat produktif binaan IPB dengan total individu petani/peternak/nelayan yang mendapat advokasi dan pendampingan berjumlah 37.948 orang. “Pilar-pilar Tridharma IPB akan kokoh menopang visi pengarusutamaan pertanian jika didukung dengan kapasistas fasilitas dan sumberdaya manusia yang handal dan memadai,” ujar Prof.Herry, yang sebentar lagi akan segara mengakhiri masa jabatnnya sebagai Rektor IPB sema 2 periode (2008-2012 dan 2012- Sekarang). (bas)