Temui Komisi IV DPR RI, DPRD Jembrana Minta Dukungan APBN

JAKARTA (Bisnisjakarta)-
Pimpinan Komisi II DPRD Kabupaten Jembrana mengadakan rapat konsultasi dengan Komisi IV DPR RI, di ruang Pimpinan Komisi IV DPR, Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/2).

Rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Jembrana di terima Ketua Komisi IV DPR Sudin, Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi dan anggota Komisi IV DPR I Made Urip.

Sejumlah persoalan dan usulan disampaikan Wakil rakyat dari Kabupaten Jembarana tersebut berkaitan dengan bidang yang ditangani. "Teman-teman dari Komisi II DPRD Jembrana yang membidangi perikanan, pertanian dan kelautan menyampaikan usulan-usulan supaya bisa diakomodir dalam APBN baik  di APBN Perubahan 2020 maupun APBN 2021," ungkap Anggota Komisi IV DPR I Made Urip usai pertemuan.

Usulan yang disampaikan menyangkut potensi daerah di Jembarana antara lain yang  menyangkut sektor pertanian terutama masalah pangan. "Mereka minta supaya bisa dibantu misalnya pengadaan alat-alat mesin pertanian, penggilngan padi, pembangunan jalan usaha tani, juga jalan proudksi," ujarnya.

Demikian juga sektor kehutanan yang berkaitan dengan permasalahan lahan dan  hutan reboisasi. "Itukan juga disampaikan karena lahan di daerah hulu hutan semakin tipis," ucap politisi dari PDI Perjuangan ini.

Lebih jauh, Urip menjelaskan persoalan kerusakan hutan di hulu menjadi perhatian Komisi II DPRD Jembrana karena akan berdampak pada sektor lainnya seperti ketersediaan air untuk pertanian. Jadi DPRD Jembrana menekankan mesti diperbaiki supaya tidak berpengaruh terhadap sektor pertanian, terutama nanti ketersediaan airnya. Makanya diusulkan suapya dilakukan penanam hutan kembali.

Selain itu di sektor kelautan, DPRD Jembrana juga meminta dukungan APBN untuk pengadaan dan perbaikan alat tangkap nelayan, perbaikan tempat pelelangan ikannya, juga fasilitas distribusi perikanan.

Antara lain fasilitas timbangan, cold storage. Pengadaan cold storage berkapasitas besar sangat diperlukan nelayan Jembrana untuk menjaga stabilitas harga. Sebab saat booming  masa panen harga ikan menjadi jatuh. "Jadi supaya dicarikan jalan keluar agar harga tetap stabil sehingga harga ikan tidak jatuh saat masa panen," sebut Urip. (har) 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button