Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) Pahala Mansury mengatakan, perseroan telah mengucurkan Rp195 triliun Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan Rp111 triliun di antaranya merupakan KPR bersubsidi.
Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (3/2), Pahala mengatakan, tujuan dari BTN mengucurkan pembiayaan perumahan adalah untuk memenuhi kebutuhan hunian masyarakat sehingga kualitas hidup masyarakat dapat meningkat. "Sampai saat ini lebih dari Rp195 triliun KPR yang dimiliki BTN, sekitar Rp111 triliun bersubsidi dan sisanya non subsidi. Ini tentunya merupakan indikator bahwa BTN memang terbukti fokus pada penyediaan perumahan bagi masyarakat Indonesia," kata Pahala.
Menurut Pahala, kepemilikan rumah merupakan salah satu cara masyarakat untuk memiliki aset yang memiliki peluang apresiasi nilai berlipat ganda pada masa yang akan datang. KPR juga menjadi instrumen bagi masyarakat untuk mengurangi pengeluaran yang konsumtif. "Kita berharap masyarakat juga perlu edukasi, didorong dan dipastikan bahwa pendapatan yang mereka miliki bukan hanya digunakan untuk kebutuhan yang konsumtif saja, namun betul-betul bisa diinvestasikan, bisa juga ditabung dan sebagian juga untuk bisa memiliki aset yang nilainya berlipat-lipat di masa datang," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Pahala, masyarakat perlu diajak untuk gemar menabung dan memiliki rumah, sebagai alat alternatif investasi.
Sebagai bank yang memiliki pangsa pasar di atas 90 persen untuk perumahan bersubsidi secara nasional, Pahala mengatakan, BTN juga memastikan kualitas pengembang (developer) agar memberikan kenyamanan kepada konsumen. "Kita berharap developer yang memperoleh pendanaan dari BTN betul-betul berkinerja baik, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) juga rendah dan juga kualitas bangunan atau huniannya baik serta fasilitas umumnya menunjang, sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi para warganya," ujar Pahala.
Perseroan berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam program sejuta rumah dengan membuat bisnis yang inovatif dengan mengoptimalkan analisis "big data" sehingga mampu mendorong pertumbuhan dana murah, transaksi dan pendapatan berbasis komisi (fee based income). (son)