
Aksi unjuk rasa menolak pengesahan RKUHP berubah menjadi anarkis. Setelah dipukul mundur, aksi massa menyebar ke sejumlah wilayah sekitar kompleks parlemen MPR/DPR/DPR, Jakarta namun kali ini berubah menjadi aksi kekerasan.
Sejumlah fasilitas umum dibakar dan dirusak antara lain pos polisi yang terletak di depan Hotel Mulia Senayan, Pos Polisi di seberang Stasiun Palmerah, Pos Polisi yang terletak di Slipi dan sejumlah fasilitas umum lainnya.
Bahkan, dua kendaraan berupa bus dan satu mobil jeep yang diparkir di belakang pintu gerbang gedung DPR tepatnya di depan Kantor Perbakin dibakar.
Sebelum membakar, massa melakukan aksi lempar bata bata. Berselang satu jam, Pos Polisi yang menjadi sasaran lemparan batu mulai dibakar. Dalam waktu sekejap, api pun membesar dan membakar seluruh bagian pos.
Saat bersamaan massa terus melempari batu ke arah Gedung DPR. Sementara Polisi membalas dengan gas air mata.
Jumlah massa terbilang banyak, sehingga polisi berusaha memukul mundur dengan menembakkan gas air mata. Namun, para mahasiswa terus saja berdatangan dan melakukan perlawanan.
Dari pantauan di lapangan gerbang pintu belakang DPR sudah dijebol di salah satu sisinya akibat didorong mahasiswa yang ingin merangsek masuk. Polisi yang berjaga di balik gerbang kemudian langsung menahan agar gerbang tak sampai jatuh.
Hingga pukul 22.WIB, situasi di belakang Gedung DPR memanas. Massa yang sebelumnya berhasil dipukul mundur dan lari menyebar ke pasar palmerah dan ke arah stasiun KA Parlemerah perlahan-lahan kembali mendatangi Gedung DPR. (har)