AP II Tawarkan Strategic Partnership di Kualanamu

JAKARTA (Bisnisjakarta)-
PT Angkasa Pura II semakin mematangkan rencana percepatan pengembangan Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, melalui skema kemitraan strategis (strategic partnership).

Melalui skema tersebut, nantinya PT AP II dan mitra investor strategis akan bergabung di dalam joint venture company (JVCo) yakni PT Angkasa Pura Aviasi untuk mengelola dan mengembangkan Kualanamu.

Konsep yang dikembangkan dalam kerja sama strategis ini dikenal dengan 3E : Expansion the traffic, Expertise sharing dan Equity partnership. Tujuan utama dari program kemitraan strategis ini adalah menjadikan Bandara Internasional Kualanamu sebagai International Hub di kawasan barat Indonesia dan sekaligus pengembangan Aero City di kawasan bandara. Seperti diketahui, Bandara Kualanamu sendiri di tahun 2018 yang lalu sudah memiliki 10,5 juta pergerakan penumpang dalam setahun.

Saat ini terdapat 19 korporasi yang telah menyatakan minat untuk bisa menjadi mitra investor strategis, yaitu berasal dari negara di kawasan ASEAN, Eropa, dan Asia Timur.

Direktur Transformasi dan Portfolio Strategis PT AP II Armand Hermawan mengatakan selanjutnya PT AP II akan menerbitkan dokumen Request for Proposal (RfP) kepada korporasi-korporasi yang berminat itu. "Dokumen RfP akan diterbitkan kepada calon investor pada akhir Januari 2020. Di dalam RfP tersebut terdapat struktur transaksi kerja sama yang akan dijalankan oleh PT AP II dan mitra strategis," ungkapnya.

Armand mengatakan, seluruh proses pemilihan mitra investor strategis ini ditargetkan tuntas pada pertengahan tahun dan pada Juli 2020 diharapkan sudah dilakukan penandatanganan kerja sama. "Yang jelas mitra investor strategis harus memilki kemampuan dan pengalaman global di sektor kebandarudaraan, termasuk aspek operasional dan bisnis, mampu menaikkan traffic penumpang dan penerbangan, serta secara finansial bisa memberikaan pendanaan dalam jangka waktu panjang,” ungkap Armand.

Saat ini kapasitas terminal penumpang di Kualanamu adalah 8 juta penumpang per tahun, di mana perkembangan selanjutnya, kapasitas terminal penumpang ditargetkan akan dapat menampung pergerakan penumpang mencapai 17 juta penumpang di tahun 2024.

Melalui strategic partnership maka pengembangan Kualanamu dapat dipercepat sehingga mampu mengakomodir pertumbuhan industri.

Adapun dengan strategic partnership ini Kawasan Bandara Kualanamu akan dikembangkan menjadi Aerocity, serta hub untuk penumpang dan kargo di wilayah Barat Indonesia, dengan nilai investasi indikatif senilai US$500 juta.

Nantinya, terminal penumpang pesawat di Kualanamu juga dikembangkan hingga berkapasitas 22 juta penumpang per tahun di tahun 2030. Area pergudangan kargo juga diperluas dari 13.000 meter persegi menjadi 27.318 meter persegi.

Pengembangan Bandara Kualanamu difokuskan pada peningkatan konektivitas internasional khususnya di kawasan ASEAN, Asia Selatan, Cina dan Timur Tengah, selain tentunya juga memperkuat konektivitas domestik. (son) 

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button