DENPASAR (Bisnis Jakarta) – Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menggandeng 13 konsulat negara sahabat untuk menangani kebutuhan warga negaranya yang gagal berangkat akibat penutupan bandara karena terdampak erupsi Gunung Agung.
Kepala Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, di Denpasar, Selasa, mengatakan 13 negara tersebut bahkan mendirikan meja layanan khusus di Terminal Internasional bandara setempat.
Arie menjelaskan 13 negara itu yakni Korea Selatan, China, Australia, Kanada, Swedia, Jerman, Austria, Italia, Inggris, Singapura, India, Prancis dan Jepang. Perwakilan negara asing tersebut diharapkan membantu para penumpang khususnya menyangkut administrasi keimigrasian atau izin tinggal dan keperluan lainnya.
Sejak Bandara Ngurah Rai ditutup mulai 27 hingga 28 November 2017, ribuan calon penumpang dan calon penumpang baik domestik dan internasional menggunakan armada bus untuk menuju Pelabuhan Padangabai, Terminal Mengwi, Surabaya (Bandara Juanda) dan Jakarta.
Arie merinci, pada penutupan bandara pertama pada Senin (27/11) sebanyak 28 armada bus digunakan mengantarkan 787 penumpang. Sedangkan pada Selasa (28/11) sebanyak 1.663 calon penumpang menggunakan sekitar 20 armada bus langsung menuju Bandara Juanda dan Terminal Mengwi. Bandara Ngurah Rai kembali ditutup sementara selama 24 jam. (grd/ant)