
Rapat anggota direksi PT Bank Tabungan Negara (BTN) resmi menetapkan Direktur Perbankan Komersial Oni Febriarto Rahardjo untuk menjalankan tugas sebagai direktur utama (Dirut) bank tersebut menyusul mundurnya pejabat terpilih Suprajarto.
Sekretaris Perusahaan BTN Achmad Chaerul dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Minggu (1/9) mengatakan, manajemen BTN menghormati keputusan perubahan pengurus perseroan karena hal itu adalah kewenangan penuh dari pemegang saham.
Chaerul meyakini, dengan formasi direksi saat ini, dan dengan peran Oni Febriarto Rahardjo sebagai Direktur Perbankan Komersial yang menjalankan tugas sebagai Direktur Utama yang baru, bisnis BTN ke depan akan makin berjalan dengan baik.
Penunjukkan Oni ini menyusul keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Kamis (29/8) yang menghasilkan perombakan susunan direksi BTN. Oni merupakan bankir karir BTN sejak 1997 hingga dia didapuk menjadi Direktur Perbankan Komersial BTN pada 2015.
Dalam perombakan itu, Maryono yang menjabat sebagai Dirut diberhentikan dan diganti oleh Suprajarto yang merupakan Dirut PT Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Beberapa jam setelah hasil RUPSLB BTN diumumkan, Suprajarto menyatakan menolak menjadi Dirut BTN. Dia merasa penunjukan itu tidak pernah didahului dengan komunikasi.
Kinerja BTN pada tahun 2018 hanya mencetak laba sebesar Rp3,20 triliun. Angka itu hanya tumbuh 5,96% dibandingkan laba tahun 2017 sebesar Rp3,02 triliun. Memasuki semester I tahun 2019, laba bersih BTN turun menjadi Rp1,3 triliun. Itu berarti turun hingga 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan laba sebesar Rp1,42 triliun. (son)