
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Dell EMC Forum (DEF) 2017 yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta merupakan perhelatan pertama yang diselenggarakan di Indonesia setelah merger bersejarah antara Dell dan EMC satu tahun lalu. DEF 2017 adalah ajang berbagi pengalaman teknologi selama sehari yang ditujukan bagi para profesional TI untuk bertemu rekan seprofesi, mendiskusikan strategi TI, mendapatkan wawasan, dan melihat langsung solusi lengkap yang ditawarkan Dell EMC untuk mendorong transformasi TI, meningkatkan mobilitas tenaga kerja, dan mengurangi risiko di era digital.

Tema acara Realize, menegaskan pada upaya Dell EMC dalam membantu berbagai perusahan melalui tahapan guna mewujudkan masa depan digital mereka di era transformasi digital baru. Dalam kesempatan tersebut, para eksekutif dan pakar Dell EMC membahas hal-hal yang berkaitan dengan modernisasi infrastruktur TI, otomatisasi layanan TI, transformasi manusia dan berbagai prosesnya; serta masa depan kolaborasi manusia dengan mesin.
“Era digital baru saat ini adalah revolusi industri berikutnya, dimana data menjadi faktor pendorong utama. Tren ini mengubah total lanskap bisnis di Indonesia. Namun, perubahan besar ini juga menghadirkan banyak peluang,” ungkap Managing Director, Dell EMC Indonesia Catherine Lian dalam keterangan tertulisnya.
“Kami menghadirkan para pakar dan seluruh solusi yang kami hadirkan di acara ini untuk membantu para pemangku kepentingan di Indonesia untuk memikirkan kembali proses bisnis mereka untuk bisa beradaptasi lebih cepat, fleksibel, inovatif, berorientasi pada pengguna dan fokus pada pelanggan, serta menunjukkan bagaimana teknologi mengambil peran penting dalam membantu mereka mencapai kesuksesan.”
Sementara itu, President, Commercial Business, Asia Pacific and Japan, Dell EMC, Amit Midha mengungkapkan, “Inovasi teknologi berkembang sangat pesat yang mendorong munculnya era baru transformasi digital. Dunia dan cara kita bekerja jadi semakin detil, semakin kolaboratif, semakin mobile, dan semakin kompetitif dibandingkan sebelumnya. Semua tuntutan tersebut yang membentuk bisnis saat ini, TI menjadi bisnis. Sangatlah penting bagi para pengambil keputusan untuk mengerti bahwa transformasi digital sesungguhnya membutuhkan kerja nyata. “
DEF 2017 memamerkan portofolio lengkap produk dan solusi Dell EMC, mulai dari edge ke core hingga cloud, yang dapat membantu perusahaan mempercepat penerapan seluruh strategi transformasi TI mereka. Selain sejumlah sesi diskusi, acara ini juga menghadirkan experience lab yang dapat dicoba langsung oleh semua peserta untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang semua solusi yang ditawarkan.
Terdapat 24 sesi diskusi di acara DEF 2017 di Jakarta ini akan membahas tiga topik utama, yakni Transformasi Digital (Digital Transformation), Transformasi IT (IT Transformation), dan Transformasi Tenaga Kerja (Workforce Transformation).
Di acara DEF 2017 di Jakarta, Dell EMC bersama dengan Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Menkominfo, Republik Indonesia, DR Ir. Ismail MT dan CEO dan Pendiri KIBAR Yansen Kamto juga membahas bagaimana teknologi baru akan menciptakan hubungan baru antara manusia dengan mesin di masa depan. Diskusi tersebut merujuk pada laporan yang diterbitkan oleh Dell Technologies bekerja sama dengan Institute for the Future (IFTF) dan 20 pakar teknologi, akademisi, dan bisnis dari seluruh dunia.
“Manusia telah bekerja secara berdampingan dengan mesin dalam beberapa dekade terakhir dan kami melihat adopsi teknologi-teknologi baru yang berkembang dengan pesat seperti VR, Cloud dan AI, memungkinkan terjadinya evolusi dalam hubungan dan dinamika antara manusia dan mesin,” kata Amit Midha.
Laporan tersebut menyatakan pada 2030 setiap organisasi akan menjadi organisasi teknologi dan oleh karena itu berbagai perusahaan harus sudah mulai memikirkan bagaimana memastikan infrastruktur dan tenaga kerja mereka akan tetap relevan di masa depan. Teknologi-teknologi baru seperti kecerdasan buatan, robotika, virtual reality, augmented reality dan cloud computing akan mentransformasi kehidupan kita dan cara kita bekerja dalam sepuluh tahun ke depan. Diskusi tersebut menghadirkan wawasan tentang bagaimana konsumen dan pelaku bisnis di Indonesia dapat mempersiapkan diri memasuki fase baru dalam hubungan mereka dengan mesin. (grd)