
BOGOR (Bisnis Jakarta) – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan, mendunianya kesenian angklung dikancah internasional, sebagai warisan dunia dari Indonesia oleh UNESCO, ternyata belum sepenuhnya diikuti dengan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kearifan lokalnya.
“Saya prihatin kesenian musik khas Jawa Barat seperi angklung ini, seolah dilupakan masyarakatnya sendiri. Sebab saya lihat generasi muda kita lebih banyak memilih belajar budaya luar,” kata Shahlan Rasyidi, disela-sela acara Pelatihan dan Workshop Angklung, di Gedung Kesenian Kemuning Gading, Kota Bogor. Senin, (28/08/17).
Dilatar belakangi rasa kekhawatirannya tersebut, maka Disparbud Kota Bogor menggelar ajang pelatihan dan Workshop Angklung, tingkat pelajar dan guru kesenian itu. “Pelatihan ini dilaksanakan selama tiga hari, yakni dimulai hari ini Senin-Rabu (28-30/08). Ajang ini diikuti para guru kesenian dan 50 perwakilan pelajar di Kota Bogor mulai tingkat SD, SMP dan SMA,” sebutnya.
Adapun maksud dan tujuan acara tersebut, yakni untuk lebih meningkatkan serta melestarikan seni musik angklung di kalangan pelajaran di kota Bogor. “Guru seni yang benar-benar mengerti dan memiliki keahlian seni music angklung ini sudah semakin langka,” ungkapnya.
Kabid Kebudayaan Disparbud Kota Bogor, Sri Wahyuni menambahkan, bahwa pelatihan angklung ini juga untuk mengurangi kejadian dimana ada sekolah yang sudah mendapatkan bantuan angklung dari dinas, namun malah disimpan di gudang akibat tidak adanya pelatih yang bisa mengajari angklung kepada anak muridnya. “Spirit cinta budaya daerah bagi generasi penerus bangsa ini intinya harus terus kita bangun. Upaya ini salah satunya yakni melalui kesenian angklung di sekolah-sekolah,” jelasnya. (bas)