Digital Behavior, Syarat Bangun Pariwisata Era Digital

PALEMBANG (Bisnisjakarta)-
Kegiatan Studium Generale atau Kuliah Perdana menandai awal perkuliahan mahasiswa baru Politeknik Pariwisata Palembang, Senin (12/8). Kegiatan diikuti 301 mahasiswa baru yang terdiri dari 52 orang Program Studi Pengelolaan Konvensi dan Acara, 86 orang Program Studi Seni Kuliner, 82 orang Program Studi Divisi Kamar, dan 80 orang Program Studi Tata Hidang. 

Untuk mengisi acara yang dibuka Direktur Politeknik Pariwisata Palembang Zulkifli Harahap itu, Politeknik Pariwisata Palembang menghadirkan tiga narasumber yaitu Mawardi Yahya, Head of Academy of Sport and Physical Activity Sheffield Hallam University United Kingdom, Guy Masterman, dan Staf Ahli Menpar Menteri Bidang Ekonomi dan Kawasan Kreatif Anang Sutono.

Anang dengan materi Wonderful Tourism Ambassador 4.0 for Super Seciety 5.0 mengatakan, untuk membangun karakter sebagai Leaders, generasi muda harus mampu memahami konsep visi dan misi kehidupan serta memiliki karakter yang solid.

Ketika ucapan dan tindakan masing-masing individu mulai dapat mempengaruhi lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, kata Anang, maka pada saat itulah seseorang dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin sejati.

Pemimpin di era 4.0 adalah seorang pemimpin yang bisa memahami aspek-aspek digital, diantaranya kemampuan untuk memimpin dan memahami budaya digital, kemampuan untuk memahami sikap digital, dan kepemimpinan digital.

Untuk menjadi pemimpin era digital, jelas mantan Ketua STP Bandung ini, setiap individu harus bisa melakukan hal yang benar (do the right thing), tetapi tidak hanya berhenti dengan melakukan hal yang benar melainkan harus diikuti dengan melakukan hal tersebut dengan benar (do the things right).

Digital leadership atau kemampuan untuk memimpin di Era Digital, kata Anang, seseorang harus memiliki digital culture atau budaya digital yaitu budaya dimana seseorang menggunakan teknologi untuk kehidupan dan menjadikannya sebagai kebutuhan penting seperti media sosial yaitu Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya.

Adapun digital attitude, jelas Anang, dimana setiap individu lebih bijak dalam membagikan berita atau konten maupun link sehingga berita yang disampaikan menjadi hal yang berdampak positif.

Apabila digital leadership dimiliki dan diterapkan dengan baik, jelas Anang, maka pada akhirnya akan menghasilkan kinerja bisnis yang menguntungkan.

Yang lebih penting lagi, jelas Anang, digital behavior dalam membangun kepemimpinan pariwisata, yaitu bagaimana seseorang berinteraksi positif dalam membangun komunikasi di media sosial yabg pada gilirannya menjadi duta pariwisata di era 4.0

Kemenpar sendiri, jelas Anang, memiliki program yaitu Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDT) 4.0. Tujuan program ini adalah mempersiapkan insan pariwisata untuk bersaing di era digital 4.0, salah satunya dengan menciptakan program Wonderful Indonesia Digital Tourism (WIDI). (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button