DENPASAR (bisnisjakarta.co.id) – Dua desa di Kota Denpasar kembali sukses mendulang prestasi tingkat nasional. Keduanya Desa Sanur Kauh dan Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar yang meraih penghargaan Desa Zero Waste dari Kementrian Dalam Negeri. Penghargaan diserahkan Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo mewakili Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian yang diterima langsung Perbekel Desa Sanur Kauh, I Made Ada dan Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena dalam rangkaian pembukaan gelaran Indonesia International Waste Expo (IIWAS) Trisenses Bali Tahun 2002 di Park 23 Creative Hub beberapa waktu lalu.
Yusharto Huntoyungo mengatakan, Kemendagri memiliki peran dalam mendukung pengelolaan persampahan di daerah. Dukungan itu sesuai dengan tugas dan fungsi Kemendagri sebagai koordinator pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam pengelolaan persampahan.
“Kemendagri mendukung antara lain melalui fasilitasi perizinan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), koordinasi perencanaan dan penganggaran (RKPD dan APBD), fasilitasi model kerja sama pengelolaan persampahan, serta fasilitasi pengelolaan keuangan daerah terkait retribusi penanganan sampah,” terangnya.
Paradigma baru pengelolaan sampah tersebut dikampanyekan melalui tagline #GILAsSAMPAH untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Kegiatan bertajuk ‘Sampah Dipilah Itu Duit’ ini merupakan inisiasi Kemendagri untuk mengajak pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan. Hal ini utamanya dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Kegiatan ini juga sebagai ajakan untuk menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali.
“Diharapkan dapat memberikan dorongan bagi peningkatan peran desa dinas dan desa adat dalam pengelolaan sampah berbasis sumber. Penghargaan ini juga diharapkan dapat mendukung ecotourism serta dapat menghasilkan cetak biru (blue print) pengelolaan sampah di Kawasan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita) yang memperhatikan aspek lingkungan secara berkelanjutan, untuk mendukung penyelenggaraan puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20,” jelasnya.
Sementara Perbekel Desa Sanur Kauh, I Made Ada dan Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena mengaku bersyukur atas diraihnya penghargaan ini. Hal ini tentu tidak lepas dari sinergitas antara aparatur desa, masyarakat serta pihak swasta dan pemangku kepentingan lainya. Tentunya, dengan diraihnya penghargaan ini diharapkan mampu secara berkelanjutan memastikan program penanganan sampah di desa berjalan dan berkemanfaatan dengan baik.
“Penghargaan ini akan kami jadikan cambuk untuk terus berinovasi serta membangun sinergi dalam mewujudkan desa yang bersih, dan mampu menangani sampah secara berkelanjutan, serta diharapkan dapat mendukung ecotourism,” ujarnya. *gde