BIJB, Antara Tantangan dan Harapan

MAJALENGKA (Bisnis Jakarta)-
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka saat ini masih sepi peminatnya. Padahal statusnya merupakan bandara terbesar yang baru dibangun. Hal tersebut kemudian menjadi salah satu sub tema yang menjadi diskusi dalam Lokakarya 2018 Forum Wartawan Perhubungan (Forwahub) bersama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Direktur Operasi dan Pengembangan Bisnis BIJB Agus Sugeng Widodo mengakui bahwa pihaknya membutuhkan upaya yang cukup keras untuk menghadirkan penumpang dan maskapai penerbangan. "Perlu upaya luar biasa untuk menghadirkan penumpang di BIJB ini sehingga kedatangan teman-teman media ini membantu kami karena problem kami sosialisasi ke masyarakat karena belum banyak yang tahu ada bandara besar seperti ini," kata Agus di BIJB Kertajati, Jumat (2/11).

Menurut Agus, BIJB Kertajati sepatutnya mendapatkan penumpang dan maskapai yang banyak lantaran merupakan bandara terbesar yang dibangun tanpa embel-embel perintis sebelumnya.

Namun demikian, pada praktiknya sejak dioperasikan pada Mei 2018 BIJB masih sepi penumpang dan maskapai penerbangannya. Sepinya penumpang di BIJB Kertajati tak terlepas dari masih sedikitnya penerbangan di sana. Tercatat sampai sekarang baru ada Citilink dengan rute penerbangan Kertajati-Surabaya. "Ini kemudian sama seperti menentukan mana lebih dulu ayam atau telur. Maskapai bertanya mana penumpangnya kemudian penumpang bertanya mana penerbangannya. Ini yang jadi tantangan buat kami di sini," ujar Agus.

Salah satu hal yang menjadi permasalahan sepinya penumpang di BIJB Kertajati adalah masih terbatasnya akses menuju lokasi dari Jakarta dan Bandung. Keberadaan jalan provinsi yang masih belum memadai turut menjadi penyebab sulitnya akses dari Jakarta dan Bandung menuju BIJB Kertajati. "Jalan provinsi yang sebagian masih semak belukar jadi problem. Pertanyaannya siapa yang merawat dan jadi aset siapa karena dibangun oleh Kementerian PUPR, lahan punya Pemprov Jabar dan dibiayai BIJB," ujar Agus.

Akses
Agus menerangkan, akses dari Bandung ke BIJB Kertajati pun cukup sulit karena harus melewati Tol Cipularang-Cikampek-Cipali yang cukup memakan waktu. Diharapka jalan Tol Cisumdawu segera rampung agar publik Bandung dapat dengan mudah menuju BIJB Kertajati. "Kalau dari Cisumdawu ke Bandung kurang lebih jadinya 40 menit karena tinggal 62 kilometer," pungkas dia. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button