Sesuai target pemerintah mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak dua juta orang di Kawasan Borobudur dan sekitar wilayah Joglosemar (Jogjakarta, Solo, Semarang) pada 2019. AP II melalui unit Community Development Center turut berpartisipasi dalam program tersebut.
Awaluddin menyambut antusias atas realisasi pembangunan Balkondes yang berjarak 3 km dari Candi Borobudur ini. Awaluddin menjelaskan, hadirnya Balkondes ini merupakan langkah awal bagi warga Desa Tegalarum untuk menunjukkan potensi-potensi lokal yang dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.
Menurut Awaluddin, Balkondes merupakan program Kementerian BUMN dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisman yg ditargetkan mencapai 20 juta wisatawan pada tahun 2019. Secara umum, Balkondes dibangun untuk meningkatkan pariwisata di wilayah Magelang khususnya mengangkat kawasan wisata Candi Borobudur.
AP II membangun Balkondes ini dengan hati, rasa, karsa, serta dilandasi dengan filosofi nilai-nilai kehidupan. "Kami berharap apa yg dikobtribusikan ini bisa membawa kemajuan tidak hanya dari sisi ekonomi melalui pengembangan kegiatan UMKM tapi juga konsep berpikir untuk selalu menjadi daerah yang lebih baik," kata Awaluddin.
Sejak dilakukannya prosesi peletakan batu pertama pada April silam, AP II turut melibatkan warga sekitar untuk berpartisipasi dalam membangun Balkondes Tegalarum. Camat Borobudur, Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, warga turut antusias dalam pembangunan Balkondes, karena akan menjadi wadah bagi mereka untuk menyalurkan potensi kekayaan alam asli Tegalarum.
Menurut Nanda, Balkondes Tegalarum merupakan yang ke-18 yang sudah diresmikan di Kecamatan Borobudur, terdiri dari 17 kamar yang mampu menampung 34 tamu. Secara keseluruhan terdapat 94 kamar dan dapat menampung 105 tamu. Adapun fasilitas penunjang yang terdapat didalamnya antara lain home stay kecil, home stay besar, shower, toilet disabilitas, toilet umum, serta fasilitas wi-fi.
Balkondes Tegalarum diproyeksikan akan menjadi digital village heritage atau digital heritage homestay, yakni sebagi kompleks desa wisata yg memadukan teknologi digital dengan keunikan suasana pedesaan dalam berbagi kegiatan budaya, kesenian, UMKM, pendidikan dan agro wisata. (son)
