
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan siap dikonfrontasi dengan tersangka Ratna Sarumpaet terkait berita bohong (hoaks) kasus penganiayaan aktivis sosial tersebut.
Fadli menolak tudingan menjadi bagian dari rekayasa kebohongan Ratna Sarumpaet, karena dia sendiri hanyalah salah satu korban atas berita bohong Ratna.
“Silahkan diselidiki. Kan Ratna Sarumpaet sudah ditangkap katanya. Interogasilah apa yang terjadi. Buka itu WA-nya segala macam. Kita siap dikonfrontasi kok,” kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (5/10).
Soal dugaan bahwa kebohongan Ratna merupakan strategi politik konspirasi menjelang Pilpres 2019, Fadli mengatakan dia justru menjadi pihak yang mendorong agar dugaan itu bisa diungkap kebenaraannya.
“Silakan, siapa dalangnya kita juga ingin tahu karena yang dirugikan pihak kami. Kita yang dirugikan, kok,” ujar Fadli.
Terkait proses penyidikan yang sedang dilakukan kepolisian pasca penetapan tersangka Ratna Sarumpaet, Fadli mengingatkan agar pihak kepolisian rasional dalam memanggil orang-orang yang diduga berkaitan atas kasus hoaks Ratna.
Pasalnya, banyak orang yang tidak bersalah justru dituduh macam-macam terkait pembohongan publik Ratna, termasuk dirinya bahkan Prabowo Subianto yang justru dilaporkan ke polisi terkait kasus ini.
Fadli Zon, Prabowo, Amien Rais serta 17 orang lainnya dilaporkan Farhat Abbas cs atas tuduhan melakukan perbuatan yang meresahkan masyarakat karena diduga mendukung kebohongan Ratna. Namun, pernyataan Fadli, Prabowo dan lainnya itu dilakukan sebelum pengakuan Ratna Sarumpaet bahwa dirinya telah berbohong.
Fadli menanggapi laporan dengan berencana melaporkan balik. “Ya silakan, siapa yang mau mempolisikan, saya juga akan mempolisikan balik,” kata Wakil Ketua DPR ini.
Fadli berencana mempolisikan semua pihak yang telah melaporkannya terkait kasus hoax Ratna. Saat ini, dia tengah menyusun laporan itu. “Saya juga sedang susun juga semua laporan laporan balik, Farhat Abbas semua, sedang saya susun untuk saya laporkan balik, pencemaran,” imbuh Fadli yang juga anggota MPR RI dari Fraksi Gerindra.
Politisi dari PDI Perjuangan Komaruddin Watubun mengaku terkejut seorang Ratna yang telah membangun reputasi baik sejak era Orde Baru harus menggadikan nama baiknya hanya karena melakukan kebohongan.
“Karena itu, perlu ditelusuri apa yang melatarbelakangi, dibalik Ratna menyatakan kebohongan seperti itu. Karena ia sudah cukup lama membangun reputasi sejak era Orde Baru,” kata anggota MPR/DPR dari Fraksi PDI ini.
Pengamat Psikologi Politik, Hamdi Moeloek mengatakan ada beberapa tipikal seorang dalam persoalan, salah satunya adalah orang yang suka mendapat perhatian dengan cara melakukan sensasi untuk mencari perhatian. Bisa jadi, Ratna Sarumpaet merupakan tipe orang yang seperti itu.
Hamdi mengatakan bila masyarakat ingin berpolitik dengan wawasan yang maju dan hasil yang maksimal maka semua harus mengedepankan adu gagasan dengan basis pada data dan fakta. “Hal demikian akan membawa masyarakat dan bangsa kepada hal yang lebih baik,” ujarnya.
Dengan menggunakan data dan fakta menurut Hamdi akan menjauhkan bangsa ini dari godaan informasi yang tak berbasis pada data dan fakta. “Hoaks itu sesuatu yang tak ada data dan faktanya,” ujar Guru Besar Universitas Indonesia UI itu. (har)