
Gayo Alas Mountain International Festival (GAMIFest) 2018 atau Festival Internasional Dataran Tinggi Gayo dan Alas akan digelar di empat wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues, 14 September hingga 24 November 2018 mendatang.
GAMIFest akan menampilkan ragam tarian Dataran Tinggi Gayo Alas antara lain meliputi Tari Guel, Tari Saman, Tari Didong, Tari Bines dan penampilan atraksi seni menarik lainnya. Selain itu ditampilkan pula pentas Wonderful Gayo Alas, sport tourism, pameran, serta wisata kuliner salah satunya sajian coffee Gayo yang mendunia. Ini sesuai dengan tema yang diangkat dalam festival tahun ini yaitu ‘The Power of Nature (Budaya, Kopi dan Alam)’.
Acara diawali dengan pembukaan GAMIFest 2018 yang berlangsung di Lapangan Musara Alun, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah pada 14 September 2018. Acara pembukaan ini dimeriahkan dengan parade seni dan budaya, pameran, serta berbagai wisata petualangan. Kegiatan GAMIFest 2018 secara berurutan berlangsung di kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tenggara kemudian akan ditutup di Gayo Lues dalam event peringatan Tari Saman se-Dunia pada 24 November 2018 mendatang. "Pada acara penutupan akan dimeriahkan dengan penyelenggaraan festival budaya Saman di Kabupaten Gayo Lues," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Amiruddin di Jakarta, Kamis (13/9).
GAMI Festival 2018 dimeriahkan dengan beragam atraksi antara lain Destination Photo Contest, Opening Ceremony, Tarian Massal, Pawai Budaya Gayo Alas, Pentas Wonderful Gayo Alas, Handicraft and Photo Expo, Coffee and Culinary Festival, Lomba Perahu Tradisional, Jet Ski Exhibition, Paramotor Show, Camping 100 Tenda, Festival Panen Kopi, Expedisi Burni Telong. Selain itu Takengon Rafting, Aceh Bike Cross Country, Gathering Pesona Indonesia, Pacu Kuda Tradisional, Aceh Trail Adventure, Festival Agara, Wisata Arung Jeuram, Pelatihan Pariwisata dan atraksi wisata menarik lainnya.
Pembangunan Poros Tengah
Menurut panitia penyelenggara, tujuan utama penyelenggaraan GAMI Festival 2018 sebagai pintu masuk dalam mendorong percepatan pembangunan kawasan di poros tengah melalui kegiatan kepariwisataan, kebudayaan dan pertanian, khususnya agro industri.
Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, upaya percepatan pembangunan DTGA tersebut antara lain dengan mengandalkan potensi yang berbasis pada 3A yaitu Agro Forestry, Agro Industry dan Agro Tourism serta ditunjang dengan wisata Agro, sejarah dan adventure. “Aceh menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan mancanegara (wisman) khususnya Sabang yang menjadi persinggahan favorit bagi wisatawan kapal pesiar (cruise) dan kapal yacht dunia,” kata Nova.
Aceh dengan branding ‘The Light of Aceh’ (Cahaya Aceh) pada tahun 2017 lalu dikunjungi sebanyak 2.944.169 wisatawan terdiri atas 2.865.189 wisnus dan 78.980 wisman, atau meningkat dibandingkan tahun 2016 sebanyak 2.154.249 terdiri atas 2.077.797 wisnus dan 76.452 wisman. Sementara itu tahun ini wisatawan yang berkunjung ke Aceh diproyeksikan sebanyak 4 juta wisnus dan lebih 150.000 wisman. (son)