
Partai Gerindra dan Partai Golkar berebut pengaruh fraksi-fraksi untuk perebutan kursi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI. Selain dukungan fraksi, Gerindra dan Golkar juga mengharapkan dukungan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) untuk memilih calon yang diusungnya.
Fraksi Gerindra mengusung Ahmad Muzani, sedangkan Fraksi Golkar merekomendasikan Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk menjadi Ketua MPR.
Sejauh ini, baru sebagian fraksi yang secara terbuka mendukung figur kuat Ketua MPR. Fraksi Partai NasDem dan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) secara terbuka mendukung pencalonan Bamsoet. "Nasdem mendukung saudara Bambang Soesatyo, ada kapasitas kapabilitas yang dimiliki. Ada experiment, sudah experience," kata Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).
Paloh yang hadir memantau langsung pemilihan pimpinan MPR RI di Gedung MPR/DPR/DPD itu menilai jejak Bamsoet telah terbukti saat ia menjadi ketua DPR RI. Selain itu, Bamsoet berasal dari partai yang representatif, Partai Golkar yang menduduki posisi kedua di Pemilu 2019.
Dukungan kepada Bamsoet juga disampaikan Sekjen FPPP Arsul Sani. "Mas Bambang Soesatyo yang paling pas. Kita bisa lihat saat dia jadi Ketua DPR RI, keterbukaanya, termasuk kesediannya mendengarkan dan mengayomi aspirasi dari banyak pihak," ujar Arsul yang terpilih kembali menjadi anggota MPR/DPR periode 2019-2024.
Sementara Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang juga calon Ketua MPR dari Fraksi Gerindra secara terbuka meminta Partai Golkar yang mengajukan nama Bambang Soesatyo mengalah. "Nanti mudah-mudahan Bamsoet mengalah untuk konsensus, ya wis Gerindra saja. Ya Alhamdulillah, itu selesai. Namanya MPR, Majelis Permusyawaratan Rakyat. Jadi Permusyawaratan diutamakan," tegas Muzani.
Soal dukungan yang sudah diterima, Muzani mengaku belum dapat memastikan termasuk dukungan dari 136 anggota DPD. Muzani yang kini duduk sebagai Wakil Ketua MPR RI mengatakan akan menemui 136 anggota DPD dan melakukan lobi-lobi termasuk dengan Fraksi Partai Golkar.
Anggota MPR/DPR RI yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan, Trimedya Panjaitan mengatakan fraksinya masih menunggu keputusan dari Ketua umumnya Megawati Soekarnoputri terkait calon dari PDIP yang akan duduk dalam jajaran pimpinan MPR termasuk sikap PDIP untuk calon Ketua MPR.
PDIP masih menimbang untung rugi dan dampak politik yang akan muncul apabila memilih calon dari Gerindra maupun calon dari Golkar. "Di antara dua yang itu (Gerindra dan Golkar) kan ada plus minusnya. Kalau Golkar masuk di dalam koalisi, kalau Gerindra kan ada hubungan khusus dengan Pak Prabowo. Bukan sekedar nasi goreng, tapi pernah jadi wakil presidennya ibu (Megawati)," imbuhnya. (har)