
Anda biasa menggunakan kereta alias Anak Kereta (Angker) untuk beraktivitas, Perusahaan Umum Penumpang Djakarta (PPD) kembali menyediakan 50 bus gratis bagi masyarakat Bogor dengan tujuan 5 stasiun yang ada di Jakarta dan 15 bus bantuan di Stasiun Cikarang.
Sebagai operator plat merah dengan wilayah operasional Jabodetabek, Perum PPD berkomitmen untuk mendukung penuh upaya pemerintah mengurangi penyebaran Covid-19 sekaligus upaya penguraian kepadatan penumpang KRL yang mencapai jumlah tertingginya setiap hari Senin.
Perum PPD ditunjuk langsung oleh Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) untuk mengerahkan 50 bus yang akan beroperasi dari Stasiun Bogor menuju Stasiun Tebet, Stasiun Sudirman, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Juanda.
Tidak hanya keberangkatan dari Stasiun Bogor saja, Perum PPD menyediakan bus gratis dari Stasiun Cikarang sebanyak 15 bus menuju Stasiun Sudirman dan Stasiun Manggarai.
Dalam pelaksanaan penugasan ini ditinjau secara berkala oleh Dirjen Perhubungan Darat, Dirjen Perkeretaapian, Wali Kota Bogor Bima Arya, Kepala BPTJ Polana Banguningsih Pramesti, Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Ahmad Yani, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor Eko Prabowo, Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa guna mengevaluasi operasional bus bantuan ini menjadi lebih baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan alternatif moda transportasi.
Bus bantuan ini dinilai efektif untuk mengurai kepadatan penumpang di KRL, pasalnya terpantau situasi bisa terkendali sejak jam 06.00 WIB. Antrian penumpang dapat dikendalikan hanya dengan mengantre selama 10-20 menit saja yang semula penumpang harus menunggu hingga dua jam untuk bisa menaiki KRL.
Petugas gabungan yang berasal dari Dishub Kota Bogor dan BPTJ telah mengatur sistem keberangkatan penumpang dengan menyiapkan jalur antrean bus dengan lima tujuan keberangkatan. Petugas tidak lupa memeriksa suhu tubuh penumpang dan memberikan hand sanitizer sebelum menaiki bus, kapasitas bus hanya dapat dinaiki hingga 70% penumpang saja.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan harapannya agar bus bantuan ini dapat menjadi program berkelanjutan “Tadi juga sudah ada pembicaraan dengan Kepala BPTJ, sudah disebar juga angket untuk mengetahui respon dari penumpang kereta apabila ada angkutan alternatif bus tetapi berbayar. Kita jajaki itu. Tidak mungkin seperti ini terus. Kita sedang membicarakan, menyiapkan skenario moda transportasi bus yang bisa menjadi permanen,” katanya.
Dalam program bus gratis ini, Perum PPD telah mengoperasikan puluhan hingga ratusan bus setiap hari senin dan jumat sejak bulai Mei dengan jumlah berbeda setiap pekannya mengikuti tren lonjakan penumpang di setiap KRL.
Pande Putu Yasa selaku Direktur Utama menganggap penugasan ini merupakan amanah terbesar yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. “Peranan PPD sebagai stabilisator menjadi amanah terbesar kami, dan dalam menjaga amanah tersebut kami tidak main2, mulai dari sterilisasi armada, kesiapan dan kesehatan pramudi hingga kordinasi dan pengawasan dilapangan, sehingga baik masyarakat dan pemerintah sebagai stakeholder kami terlayani dengan sebaik-baiknya” ungkapnya.
Manajemen perum PPD berharap seluruh penumpang yang menaiki bus bantuan ini dapat dipermudah dalam pemilihan anternatif moda transportasi namun tetap memperhatikan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah untuk menggunakan masker, menjaga jarak dan selalu menjaga kesehatan. (son)