Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana untuk mengoperasikan enam stasiun yang telah dimodernisasi serta 1 Dipo baru yaitu Dipo Cipinang. Adapun enam stasiun modernisasi tersebut terdiri atas lima stasiun modernisasi yaitu Klender, Buaran, Klender Baru, Cakung, Kranji pada lintas Manggarai – Bekasi dan 1 stasiun di lintas Tanahabang – Rangkasbitung yaitu Stasiun Citeras.
Selain pengoperasian stasiun dan dipo, pada lintas Tanahabang-Rangkasbitung juga akan dioperasikan double track dan elektrifikasi di segmen Maja-Rangkasbitung. Sedangkan pada lintas Manggarai-Bekasi direncanakan juga beroperasi Double-double track segmen Jatinegara-Kranji.
Pengoperasian berbagai prasarana kereta api di area Jabotabek dan Banten ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA pada lintas tersebut di atas.
Khusus pada pembangunan double-double track lintas Manggarai-Bekasi yang rencananya akan diperpanjang hingga Cikarang, bertujuan untuk, antara lain memisahkan jalur ganda kereta jarak jauh dan kereta api commuter, menghindari susulan perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL, peningkatan pelayanan melalui penambahan kapasitas jalur, sehingga frekuensi kereta api jarak jauh dan KA Komuter bertambah terutama dalam rangka peningkatan jumlah penumpang untuk target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019, meningkatkan kapasitas lintas kereta api Jabodetabek; memperlancar angkutan kereta api melalui pemisahan jalur operasi jalur utama jawa (Main Line) dan jalur commuter (KRL) dan peningkatan keselamatan.
Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan Stasiun Manggarai. Pembangunan Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api commuter jabodetabek dan kereta api commuter bandara.
Stasiun Manggarai juga akan dibangun sebanyak 3 lantai. Dimana lantai 1 terdiri dari jalur KA Bekasi line 4 jalur, KA Bandara 4 jalur, peron 12 stamformasi, lantai 2 terdiri dari layanan penumpang luas lantai kurang lebih 9.108 m2, kapasitas kurang lebih 17.800 orang dilengkapi lift dan escalator serta lantai 3 terdiri dari jalur KA main line 6 jalur dan Bogor line 4 jalur, peron 12 stamformasi. Stasiun ini akan menjadi perhentian terakhir untuk perjalanan kerata api jarak jauh.
Pemerintah berharap ke depan, dengan telah selesai dibangun dan dioperasikan beberapa stasiun modernisasi ini, masyarakat dapat menikmati berbagai fasilitas yang terdapat pada stasiun modernisasi tersebut. dibangun dengan konsep ecogreen, bangunan stasiun tersebut lebih hemat dalam penggunaan listrik karena dibatasinya penggunaaan fasilitas pendingin udara pada stasiun-stasiun tersebut. Stasiun yang ada dibangun 2 lantai serta dilengkapi dengan fasilitas lift dan eskalator untuk mengakomodir masyarakat yang berkebutuhan khusus, seperti lansia, difabel, ibu dalam kondisi hamil maupun anak-anak. Selain itu, stasiun juga diperlengkapi dengan ruang menyusui, mushola, ruang kesehatan dan toilet yang modern.
Pemerintah juga telah memperpanjang peron-peron yang ada di masing-masing stasiun modern tersebut guna mengakomodir rangkaian panjang KRL (12 kereta). Perpanjangan peron ini juga dilakukan untuk mengakomodir lonjakan penumpang KA karena pertumbuhan perumahan baru yang berada di sepanjang jalur KA.
Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan dari modernisasi stasiun tersebut, Pemerintah berharap animo masyarakat untuk memilih kereta api ketika melakukan perjalanan akan terus meningkat, sehingga target penumpang yang terlayani KRL pada tahun 2019 sebesar 1,2 Juta penumpang dapat terealisasikan. (son)