Kopsyah BMI Diminta Kembangkan Layanan Berbasis IT

TANGERANG (Bisnis Jakarta) – Kementerian Koperasi dan UKM mengingatkan Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) mengembangkan layanan keuangan berbasis teknologi Informasi guna mempermudah transaksi dengan UMKM yang menjadi anggota. Pemanfaatan teknologi informasi akan menjadi salah satu indikator keberhasilan peningkatan daya saing UMKM.

Deputi Bidang Pembiayaan, Kemenkop dan UKM, Yuana Sutyowati mengakui teknologi informasi memberikan banyak kemudahan, yakni mencatatkan transaksi real time kapan saja dan dimana saja dapat melakukan transaksi, kemudahan layanan dengan melakukan pembayaran secara online, jangkauan transaksi tidak terbatas, optimalisasi pemasaran, serta perluasan jejaring bisnis. “Sehingga anggota Kopsyah BMI yang sebagian besar adalah pelaku usaha mikro dapat tumbuh dan berkembang,” kata Yuana dalam acara Milad Kopsyah BMI di Tangerang, Senin (26/3).

Kopsyah BMI telah memasuki usia ke-5. Kopsyah BMI yang secara historis kelahirannya dibidani program Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam bentuk lembaga keuangan non formal yang kemudian bertranformasi menjadi Koperasi Syariah pada tahun 2013. Kopsyah BMI kini telah berkembang pesat.

Sejak berdiri hingga sekarang, Kopsyah BMI telah memberikan layanan keuangan syariah kepada 132.940 orang anggota dan simpanan anggota Rp 1,3 miliar, serta akumulasi penyaluran pembiayaan syariah mencapai Rp 2,6 triliun.

Yuana mengapresiasi Kopsyah BMI karena telah memperoleh kepercayaan tidak hanya dari anggota, masyarakat dan pemkab Tangerang, maupun Lembaga Swadaya Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH USAID), water.org dan kiva.org. LSM itu bekerjasama melaksanakan program renovasi sanitasi dan penyediaan air bersih.

Selain itu, dalam bidang perumahan Kopsyah BMI membangun Rumah Layak Huni (RLPH) yang memenuhi standar international minimal yang ditetapkan UN Habitat, yakni lembaga resmi di bawah PBB dan dikembangkan secara gratis bagi anggotanya, baik yang terkena bencana alam, kebakaran maupun tidak layak huni. “Melalui kegiatan yang dijalankan, Kopsyah BMI diharapkan semakin berkembang dan memberikan manfaat, terutama pada saat ini pemerintah mencanangkan penerapan keuangan inklusif, maka praktek Kopsyah BMI merupakan salah satu contoh baik dalam penerapan keuangan inklusif di Indonesia,” ujar Yuana.

Ketua Kopsyah BMI, Komarudin Batubara menyatakan komitmen untuk menerapkan sistem ekonomi Islam dengan menjadikan pendayagunaan ZISWAF (zakat, infaq, sedekah dan wakaf) sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi, yang dihimpun dari pengawas, pengurus, karyawan dan anggota koperasi.

Pendayagunaan ZISWAF Kopsyah BMI akan dioptimalkan untuk melalui program di antaranya pengadaan 100 ha sawah, pembangunan rumah sakit, rumah tahfidz dan masjid, serta pembangunan rumah siap huni gratis yang sampai saat ini sudah berjumlah 70 unit. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button