BOGOR (Bisnis Jakarta) – Kota Bogor di tahun 2018 ini kembali berpeluang menjadi salah satu kota terbaik di dunia dan paling dicintai oleh warganya.
Kepala Sub.Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor, Naufal Isnaeni, mengungkapkan hal tersebut usai menerima delegasi World Wildlife Fund (WWF) dari Swedia, saat berkunjung ke Kota Bogor belum lama ini. “Sukur alhamdulillah pada tahun ini Kota Bogor kembali terpilih menjadi salah satu finalis We Love Cities yang digelar lembaga internasional World Wildlife Fund yang bermarkas di Swedia,” kata Naufal Isnaeni, di Balaikota Bogor Jum’at, (27/04).
Menurut Naufal Isnaeni, kabar baik terpilihnya kembali Kota Bogor menjadi salah satu finalis We Love Cities tersebut seakan menjadi kado istimewa bagi Kota Bogor yang sekarang ini tengah melaksanakan proses kegiatan Pilkada 2018. “Tentu kita patut bangga dengan prestasi ini. Tapi untuk menyabet predikat We Love Cities tahun 2018 Kota Bogor masih harus bersaing dengan 118 kota perwakilan dari 23 negara,” ujarnya.
Pada tahun ini Kota Bogor, DKI Jakarta dan Balikpapan, terpilih dan didaulat mewakili kota-kota lainnya di Indonesia. “Mohon dukungan dan doanya, agar tahun ini Kota Bogor kembali mengulang sukses seperti tahun 2016 lalu dalam event 2 tahunan itu. “Ya, dua tahun lalu Kota Bogor terpilih menjadi juara sebagai kota paling dicintai We Love Cities. Semoga tahun ini kita mampu mepertahankan predikat tersebut,” harapnya.
Untuk itu, demi mempertahankan predikat tersebut, dibutuhkan persiapan dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Kota Bogor. Terutama kegiatan yang berkaitan dengan kampanye perubahan iklim untuk menjaring vote dari masyarakat. “Dukungan juga bukan hanya sekedar vote, tetapi juga aksi nyata berkaitan dengan mitigasi perubahan iklim,” jelas Naufal.
Aksi nyata tersebut lanjut Naufal, bisa seperti memilah sampah dari hulu, mengolah sampah dengan metode 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Sementara berkaitan dengan transportasi, yakni masyarakat diarahkan menggunakan transportasi umum, berjalan kaki, bersepeda dan sebagainya.
Demikian juga terkait penanganan limbah dan hemat energi, masyarakat harus sudah memiliki Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal dan harus terbiasa menghemat energi. “Contohnya mematikan lampu ketika siang hari, mematikan komputer jika tidak digunakan dan masih banyak yang lainnya,” ujar Naufal.
Mengenai dukungan melalui vote dari masyarakat akan dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018. Vote ini masih seperti tahun sebelumnya yang dilakukan melalui sosial media. (bas)