
Setelah sepekan menggunakan tower darurat, AirNav Indonesia mulai melayani penerbangan di Baandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu menggunakan mobile tower. Mobile tower ini didatangkan langsung dari Lombok usai ‘menjalankan tugas’ pada bencana alam di Lombok.
Manager Humas AirNav Insonesia Yohanes Sirait di Jakarta, Rabu (10/10) mengatakan, Mobile tower AirNav Indonesia tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Jumat (5/10). Begitu tiba di bandara, tim teknik AirNav dipimpin Direktur Teknik Ahmad Aulia memastikan mobile tower segera beroperasi.
Titik lokasi pemasangan ditentukan di dekat bangunan tower yang lama. Tim kemudian menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan seperti jaringan power supply dan jaringan telepon dan kemudian menaikkan cabin tower sesuai ketinggian yang dibutuhkan. Karena berada di lokasi gempa, dilakukan juga test kestabilan cabin.
Tahapan selanjutnya, kata Yohanes, melakukan setting frequency seperti frequency tower saat ini, uji coba jangkauan peralatan VHF yang ada di cabin, serta memasang fasilitas komunikasi ground to ground untuk koordinasi. Seluruh proses pemasangan ini dilakukan ekstra hati-hati sebab tidak boleh mengganggu operasional tower darurat yang beroperasi 24 jam.
Tahap paling akhir adalah melakukan uji coba operasional. Menurut Yohanes, pelayanan melalui mobile tower ini memiliki keunggulan dari tower darurat sebelumnya. Dilengkapi sejumlah peralatan canggih, jangkauan radio VHF di atas 100NM yang membuat jangkauan komunikasi lebih luas sehingga mempercepat komunikasi tower dengan pesawat.
Untuk petugas pemandu navigasi, mobile tower ini juga lebih bersahabat. Dimensi cabin dengan panjang 6,058m, lebar 2,438m dan tinggi 2,438m membuat ruang gerak petugas lebih leluasa. Selai itu cabin juga dilengkapi dengan fasilitas lampu penerangan, control desk, head set/hand mike, recorder, signal light gun, emergency lamp serta pendingin ruangan.
Hal ini dibutuhkan agar ATC dapat konsentrasi sepenuhnya dalam melayani penerbangan, mengingat kepadatan penerbangan di Bandara Palu yang meningkat sangat signifikan. Sebelum bencana, setiap harinya maksimal hanya ada 35 penerbangan yang dilayani. Namun saat ini setiap harinya hampir 200 penerbangan dari dan ke Palu yang dilayani oleh AirNav Indonesia. (son)