
Proyek Sustainable Urban Transport Programme Indonesia (SUTRI NAMA) dan komponen Indonesian Bus Rapid Transit Corridor Development Project (INDOBUS) yang bekerja sama dengan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) dan Pemerintah Swiss merupakan sebuah program yang memiliki tujuan agar kota-kota di Indonesia berkontribusi terhadap upaya mitigasi emisi gas rumah kaca melalui pengembangan angkutan massal perkotaan yang berkelanjutan didukung dengan kebijakan transportasi perkotaan melalui pendekatan investasi dan peningkatan kapasitas. "Kita menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Kementerian Perhubungan dengan 5 Pemerintah Daerah di Indonesia yang menjadi percontohan. Program ini adalah program bantuan dari pemerintah Jerman dan Swiss dengan bantuan 20 juta Euro. Program ini sejalan dengan skema buy the service yang sedang saya usung," ujar Dirjen Budi.
Dirjen Budi mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi emisi gas efek rumah kaca, dan polusi udara yang diakibatkan dari transportasi. Memang saat ini komitmen Indonesia dan dunia dalam hal memperbaiki transportasi umum guna keselamatan dan kepentingan bersama.
Adapun tujuan utama proyek SUTRI NAMA untuk mendukung kebijakan serta pengembangan transportasi perkotaan dan mitigasi emisi gas rumah kaca, sedangkan INDOBUS untuk membantu kota percontohan dalam mengembangkan koridor Bus Rapid Transit (BRT) dan mendukung pengelolaan operasi BRT. "Program ini sudah kita mulai dengan memperbaiki kualitas dan mindset yang paling utama. Kita memberi edukasi kepada masyarakat kalau ingin kotanya baik dan berkualitas mari gunakan angkutan umum yang ada. Karena saat ini bus nya sudah bagus, aman, dan nyaman. Sejalan dengan Menteri Perhubungan yang melakukan modernisasi bus," ungkap Dirjen Budi.
Selanjutnya, program SUTRI NAMA dan INDOBUS dilaksanakan sebagai _Technical Support Unit_ (TSU) untuk mendukung pemerintah daerah dalam mempersiapkan dan mengimplementasikan pengembangan angkutan massal perkotaan serta manajemen transportasi massal.
Selain itu, Perwakilan Kedutaan Besar Jerman di Indonesia Rafael Teck menegaskan bahwa, "Dengan melakukan kerja sama ini yang bertujuan untuk hubungan baik antara pemerintah Jerman dan Indonesia turut juga untuk kemajuan transportasi khususnya sektor transportasi darat, saat ini Indonesia sudah mulai menerapkan transportasi massal yang ramah lingkungan seperti Bus listrik. Mungkin jumlah bantuan 20 juta Euro ini tidak cukup tanpa adanya kontribusi masyarakat Indonesia agar semua yang diharapkan dapat tercapai.
Acara ini turut dihadiri oleh Deputy Head Swiss Cooperation Office in Indonesia (SECO) Remy Duiven, Walikota Batam Rustam Effendi, dan Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. "Saya mengucapkan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang terkait supaya 5 kota yang terpilih dapat mempengaruhi kota yang lain agar angkutan massal semakin didorong penggunaannya guna kepentingan bersama dan kemajuan bangsa Indonesia," tutup Dirjen Budi. (son)