
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Siapapun akan setuju berinvestasi di media adalah hal yang esensial dalam membangun sebuah merek agar tetap menonjol dalam benak konsumen. Pertumbuhan media digital yang begitu pesat telah menambahkan media yang dapat digunakan para Media Planner atau konsultan media, sebagai tambahan dari media-media tradisional seperti TV dan media cetak. Walaupun terdapat perbedaan pendapat mengenai cara penyerapan informasi dari media oleh konsumen baik secara aktif maupun pasif persuasif; namun yang lebih penting adalah memahami kebiasaan serta konsumsi media dari para konsumen produk fast moving consumer goods (FMCG) tersebut.
Selain itu, dalam memahami kebiasaan dan konsumsi media para konsumen Indonesia sedikit lebih kompleks, dimana sebagian besar studi mengatakan konsumsi media di kota-kota besar baru mencapai 20% dari populasi dan sekitar 35% dari total belanja produk FMCG.
Lanskap media di Indonesia telah berubah. Jika kita kembali ke 10 tahun yang lalu, kebanyakan pelaku bisnis menggunakan TV, Media Cetak, dan papan billboard untuk menjangkau konsumen mereka. Namun sekarang, kita semua sepakat internet telah membuat perubahan yang signifikan dalam kehidupan. Meski demikian, hampir semua pembeli FMCG masih menonton TV dan media ini tetap menjadi saluran terbaik untuk mencakup jangkauan yang lebih luas.
Menurut Venu Madhav, General Manager Kantar Worldpanel Indonesia, pada tahun 2017, hanya 31% konsumen produk FMCG memiliki akses ke internet.
“Angka itu meningkat dari hanya 17% di tahun 2015, hal ini membuktikan bahwa media digital menjadi semakin menarik bagi masyarakat Indonesia. Karena itu internet tidak hanya menjadi media alternatif untuk menjangkau pembeli – kenaikan 80% dalam 2 tahun menunjukkan bahwa digital media pada hakikatnya memang penting dan relevan.”, tutur Venu. (grd)