JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta Pemerintah Kanada mendukung perdagangan produk minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, yang selama ini banyak menerima tuduhan negatif dari dunia internasional.
Hal tersebut disampaikan Enggartiasto saat berdialog dengan delegasi Kanada yang dipimpin Parliamentary Secretary to the Minister of Internation Trade Kanada Pamela Goldsmith-Jones yang mewakili Minister of International Trade Francois-Philippe Champagne.
“Kami meminta Kanada memberikan dukungan kepada Indonesia terhadap produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, khususnya biodiesel di perdagangan internasional,” kata Enggartiasto dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu.
Selain itu, Indonesia juga minta dukungan untuk pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta dilaksanakannya studi yang komprehensif untuk melihat dampak dari rencana pemberlakuan ASEAN-Kanada FTA terhadap pertumbuhan ekonomi kedua belah pihak.
Di samping itu, Indonesia juga memberikan dukungan terhadap proposal Kanada terkait Exploratory Discussion yang bertujuan untuk pertukaran informasi data perdagangan dan rezim peraturan antara ASEAN dan Kanada dalam menunjang pelaksanaan studi dimaksud.
Enggartiasto menambahkan Indonesia sebagai koordinator pada kemitraan ASEAN-Kanada memandang Kanada sebagai mitra ASEAN dengan potensi cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN. Hal tersebut ditunjukan dengan nilai perdagangan ASEAN-Kanada yang mencapai CAD 21,6 miliar pada tahun 2016.
“Keinginan Kanada untuk membentuk FTA dengan ASEAN merupakan sinyal positif bagi dunia bahwa ASEAN itu solid,” ujar Enggartiasto.
Mendag juga berharap agar Kanada segera merealisasikan kerja sama peningkatan UMKM di ASEAN. Komitmen tersebut tertuang dalam Proyek Kerja Sama Pembangunan Ekonomi untuk UMKM (Canada-OECD Project on ASEAN SMEs) dan merupakan salah satu bagian dari program pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan inklusif ASEAN-Kanada.
Pada rangkaian Pertemuan Para Menteri konomi ASEAN (AEM) ke-49 di Pasay, Filipina, tersebut, selain melakukan pertemuan bilateral dengan Kanada, Indonesia juga bertemu dengan United States-ASEAN Business Council (US-ABC).
Pada pertemuan bilateral dengan Delegasi US-ABC Mendag menyampaikan bahwa Indonesia terbuka sebagai tujuan utama investasi. Pernyataan ini menanggapi pertanyaan US-ABC terkait cara dan kepastian berinvestasi di Indonesia yang didasari keinginannya untuk dapat berinvestasi dan bekerja sama di sektor farmasi.
Pada pertemuan terebut, Delegasi US-ABC dipimpin oleh Senior Vice President and Regional Managing Director US-ABC Ambassador Michael W. Michalak.
“Indonesia tidak akan membatasi investasi. Sebaliknya, Indonesia akan mengeluarkan kebijakankebijakan yang dapat mempermudah investasi dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan utama investasi,” kata Enggartiasto.
Hal lain yang diutarakan US-ABC adalah keinginannya untuk dapat memberikan masukan atas rancangan undang-undang sumber daya air, isu keamanan sistem pembayaran dalam mengatur Gerbang Pembayaran Nasional (National Paymet Gateway/NPG), keterbukaan data dan peraturan pemerintah mengenai e-commerce. (grd/ant)