
Dirjen Budi mengatakan, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 9 milyar untuk mensubsidi angkutan antarmoda ini. "Kita harapkan nanti tarif DAMRI sekitar Rp 25.000,- dari Kota Yogyakarta ke Bandara YIA," katanya.
Untuk menarik minat masyarakat menggunakan angkutan antarmoda ini, kata Budi, selain subsidi perlu juga membangun kepercayaan masyarakat bahwa angkutan ini ada terus. "Menhub menekankan bahwa headway jangan lebih dari 30 menit. Namun pihaknya dapat mengupayakan sehingga headway bisa 20 menit. Headway adalah jeda waktu keberangkatan antara sebuah armada dengan armada berikutnya," papar Budi.
Dirjen Budi berharap masyarakat dapat memanfaatkan angkutan antarmoda ini sehingga dapat mengurangi kemacetan dan menekan angka kecelakaan.
Ia mengatakan, jika layanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA telah mencapai load factor yang ditargetkan, maka jenis layanan ini akan berubah menjadi layanan komersil.
Selama masa pelayanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA akan dilakukan evaluasi kebutuhan masyarakat terhadap rute-rute yang diinginkan guna menunjang kebutuhan mobilitas masyarakat.
Layanan Angkutan Antarmoda Bandara YIA kedepannya akan terintegrasi dengan moda lain seperti Kereta Api dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga masyarakat dapat beralih menggunakan transportasi umum.
Dalam kegiatan tersebut hadir pula Bupati Sleman, Sri Purnomo; Asisten Gubernur DIY, Sigit Sapto Rahardjo; Kepala BPTD Jateng-DIY, Prasetyo Kentjono, dan Direktur Utama DAMRI, Setia N. Milatia Moemin. (son)