
Indonesia Aircraft Maintenance Association (IAMSA) memprediksi bisnis Mantanance, Repair and Overhaul (MRO) berpotensi menghasilkan 1 miliar dolar, tetapi hanya sekitar 45 persen yang dapat dimanfaatkan MRO dalam negeri. Hal tersebut diungkapkan Ketua IAMSA Rowin Hardjoprakoso Mangkoeaoebroto saat pembukaan Indonesia's 7 Premier MRO Conference & Exhibition di Jakarta, Rabu (13/11).
Konferensi yang berlangsung dua hari itu menghadirkan sejumlah narasumber antara lain dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto, Deputy Director of The Air Navigation Bureau, ICAO, Catalin Radu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta para CEO Maskapai dan Pelaku Industri MRO.
Rowin mengatakan, Aviation MRO Indonesia (AMROI) berkembang pesat di Tanah Air. Saat ini, kata dia, nilai bisnis MRO di Indonesia adalah sekitar 1 miliar dolar AS dan pasar yang dapat diserap di Indonesia hanya sekitar 45%. Belum terserapnya peluang bisnis MRO itu disebabkan faktor internal dan eksternal.
Faktor internal disebut Rowin, akibat terbatasnya hanggar dimana hanggar hanya bisa dibangun dalam kawasan bandara, sementara bandara masih menjadi aset negara yang belum mengakomodir pihak tertentu membangun hanggar dalam kawasan bandara.
Sedangkan faktor eksternal dikarenakan pihak tertentu misalnya penyewa pesawat yang mewajibkan pesawatnya dirawat pada MRO yang memenuhi sertifikasi internasional.
Oleh karena itu, posisi MRO dalam negeri harus mempunyai posisi tawar bahwa merwka sudah mempunyai sertifikasi internasional dan siap merawat berbagai jenis pesawat dengan standar global.
Berdasarkan sejarah selama lima tahun terakhir, kata Rowin, pertumbuhan pasar MRO Indonesia lebih besar dari pertumbuhan kapasitas dan kemampuan. MRO di Indonesia harus siap untuk menyerap permintaan ini dengan mempercepat pengembangan kapasitas dan kemampuan melalui kerja sama dengan MRO asing.
Mengingat hal ini, IAMSA ingin memfasilitasi kerja sama antara anggota IAMSA dan pemain global potensial dalam industri penerbangan, khususnya MRO.
AMROI 2019 membahas bidang-bidang utama antara lain mempromosikan industri MRO Indonesia sebagai sektor strategis di Indonesia, Dampak teknologi baru dan inovasi dalam Industri MRO Penerbangan Indonesia, Mengembangkan Sumber Daya Manusia untuk memenuhi tuntutan Industri MRO yang sedang tumbuh, Pengembangan taman Aerospace dan pusat ekonomi di Indonesia, Memperkenalkan Pusat MRO baru di dalam dan di luar Jawa.
AMROI 2019 akan berfungsi sebagai platform jaringan dan pemasaran yang penting bagi maskapai penerbangan Indonesia, penyedia MRO dan pemain industri internasional untuk bersatu dan mendukung meningkatnya kebutuhan untuk membangun industri MRO penerbangan Indonesia.
Ada peluang eksklusif untuk membangun hubungan baru, berjejaring antara Indonesia atau pemain lokal dengan perusahaan internasional melalui acara "Meet-the-Buyer". (son)