
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan penerbangan dari dan ke, Jawa Barat masih beoperasi normal dan tidak ada kendala pasca erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Subang.
Dirjen Perhubungan Udara, Polana B Pramesti menjelaskan, bahwa saat ini erupsi tidak berdampak pada penerbangan.
Polana mengimbau kepada semua stakeholder terkait untuk terus melakukan koordinasi dan memantau dampak erupasi Gunung Tangkuban Parahu. "Kita akan terus memantau perkembangan dampak erupsi Gunung Tangkuban Parahu, sehingga semua tim terkait dapat disiapsiagakan dan segera menginformasikan langkah yang tepat dalam penanganan dampak abu vulkanik untuk penerbangan,” imbau dia.
Terpisah, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah I Herson, mengatakan, bahwa jalur penerbangan domestik daerah jawa barat dan sekitarnya masih aman. "Jalur penerbangan domestik tidak melalui daerah sekitar gunung Tangkuban Parahu, sedangkan jalur penerbangan internasional terbang pada ketinggian yang cukup tinggi sehingga tidak berdampak, dan apabila di kemudian hari ada dampak abu vulkanik maka jalur penerbangan akan segera di alihkan,” jelasnya.
Sementara itu, pihak AirNav Indoensia melalui NOTAM NO : VAWR 1896 prihal erupsi Gunung Tangkuban Parahu yang dikeluarkan pada 26 Juli 2019 pukul 10.05 UTC berisi Gunung Tangkuban Parahu pada jam 08.58 UTC mengeluarkan asap (masih status orange belum red) pada ketinggian ground sampai 9.000 kaki dengan kecepatan angin arah Barat 10 knots.
Pusat Vulkanologi Meteorologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi, menerangkan erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi sekitar 5 menit 30 detik. Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I atau normal. (son)