
Pasca evakuasi 3 kereta/gerbong tersisa pada peristiwa anjlokan KRL 1722 lintas Jakarta – Bogor, pengoperasian KRL lintas Jakarta – Bogor begitu pun lintas sebaliknya sudah bisa dioperasikan dua arah. Namun demikian, di sekitar lokasi kejadian, pada saat pengoperasian KRL, sementara waktu masih diberlakukan pembatasan kecepatan (taspat).
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kemrnhub Edi Nur Salam mengatakan, untuk jalur KA lintas Bogor menuju Jakarta taspat yang diberlakukan 40 km/jam, sedangkan untuk KRL lintas Jakarta menuju Bogor taspat yang diberlakukan 20 km/jam.
Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyampaikan apresiasi kepada segenap tim (Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta Banten, Daop I PT.KAI, PT.KCI beserta pihak terkait lainnya) yang telah bekerja keras untuk dapat memperbaiki prasarana dan Listrik Aliran Atas (LAA) di sekitar lokasi kejadian anjlokan KRL. Sehingga membantu mempercepat pemulihan pengoperasian KRL.
Sebagai informasi, pada peristiwa anjlokan KRL 1722 ini, 20 orang korban luka ringan yang terdiri dari 3 awak sarana KRL dan 17 orang penumpang KRL telah dirujuk ke beberapa rumah sakit di sekitar lokasi kejadian untuk mendapatkan perawatan medis.
Dari 17 orang penumpangyang memperoleh perawatan, 15 orang penumpang setelah mendapat perawatan medis telah kembali ke kediaman masing-masing. Hanya tersisa 2 orang penumpang yang masih memperoleh perawatan medis lanjutan.
Sedangkan 3 awak orang awak sarana KRL semuanya masih dalam perawatan medis lanjutan. Keseluruhan biaya perawatan medis tersebut ditanggung oleh PT.KCI (Kereta Commuter Indonesia).
Sehubungan dengan anjloknya KRL 1722 tersebut, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pasca peristiwa anjlok KRL, Minggu 10 Maret kemarin, telah turun ke lapangan untuk melakukan investigasi peristiwa anjlokan KRL dimaksud.
Investigasi yang dilaksanakan oleh KNKT dilakukan terhadap beberapa obyek, yaitu: tanggal 10-11 Maret proses investigasi terhadap prasarana perkeretaapian, tanggal 12-13 Maret proses investigasi terhadap sarana KRL dan tanggal 14 Maret direncanakan tim KNKT akan mewawancarai masinis, awak sarana lain yang bertugas pada saat kejadian, petugas Penjaga Pintu Perlintasan serta beberapa saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian untuk mendapatkan masukan secara menyeluruh terhadap kejadian anjloknya KRL.
Menyikapi kejadian anjlokan KRL 1722, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan selaku regulator, tersebut akan melaksanakan audit secara menyeluruh terhadap operasional KRL Jabodetabek.
Audit dilakukan terhadap sistem perawatan dan operasional prasarana yang dioperasikan oleh Daop I PT.KAI serta audit terhadap sistem perawatan dan operasional sarana KRL yang dioperasikan oleh PT.KCI.
Pemerintah berharap dari hasil investigasi serta audit yang telah dan akan dilaksanakan tersebut akan memberikan masukan ataupun input yang dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan kereta api Indonesia, khususnya perkeretaapian di wilayah Jabodetabek. (son)