
KENDAL (Bisnis Jakarta) – Saat ini “ngopi” merupakan bagian aktivitas hangout yang menjadi gaya hidup para generasi milenial. Hal ini disebabkan oleh kenyamanan kedai kopi maupun berbagai varian rasa kopi yang disajikan. Berbagai jenis varian kopi, mulai dari Arabica hingga Robusta dan Liberica menambah ketenaran kopi untuk kalangan milenial, sehingga popularitas kopi makin meningkat dan digemari.
Calon Bupati Kendal, Tino Indra Wardono menilai kekayaan alam Kendal daerah pegunungan menyimpan Mutiara terpendam, yaitu berbagai jenis biji kopi berkualitas, baik Arabica, Liberica maupun Robusta. “Khususnya di Kendal masih banyak sekali biji kopi yang perlu digali lebih dalam lagi. Salah satu Indikasi Geografis Kabupaten Kendal adalah Kopi Prahu Kendal yang perlu didukung terus pertumbuhannya,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Dari berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia, Kendal merupakan salah satu daerah yang dilirik penikmat dan pegiat kopi. Hal ini dikarenakan kopi kendal memiliki karakteristik dan cita rasa berbeda dari kopi daerah lain.
Di kalangan masyarakat pecinta kopi, tak sedikit yang yakin nikmatnya rasa kopi tidak semata-mata ditentukan oleh jenis kopi, tetapi dipengaruhi juga oleh kemampuan Barista dalam menyeduh Kopi atau dikenal juga dengan istilah brewing method. Indonesia sendiri memiliki brewing method yang unik, yaitu tubruk. Sehingga perpaduan antara biji kopi yang enak dan berkualitas dengan brewing method yang tepat akan menghasilkan cita rasa kopi yang luar biasa.
Hal ini yang mendasari Pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Kendal, Tino Indra Wardono-Mustamsikin (TIM) berkomitmen mendukung potensi generasi milenial yang berjiwa kreatif dan inovatif dengan mengadakan pelatihan barista kopi bagi kaum milenial di Kendal.
Dalam kegiatan pelatihan barista kopi ini, peserta diajarkan bagaimana cara menyeduh (brewing) kopi dengan berbagai teknik sehingga menghasilkan kopi dengan beragam cita rasa berbeda. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengembangkan potensi komoditas kopi di Kendal, misalnya dengan membuka warung kopi dan berkolaborasi dengan petani-petani kopi di Kendal. “Alhamdulillah pasca pelatihan, sudah ada beberapa warung kopi dan angkringan yang dibuka walaupun kecil-kecilan. Insha Allah ini bisa menjadi solusi khususnya dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi” tambahnya.
Dengan pelatihan Barista ini, ia berharap muncul barista-barista milenial yang bisa membuka kedai kopi dengan menggunakan kopi Kendal. Tino menambahkan, kopi Kendal pernah dipamerkan di Bucharest Romania. “Di luar dugaan, ternyata di pameran itu, banyak orang luar negeri yang suka dengan kopi Kendal”, ujar Tino.
Ia berpendapat tidak semua industri harus dimulai dengan skala besar. Hal terpenting adalah meningkatkan kualitas pasca panen kopi serta meningkatkan kemampuan barista milenial Kendal. “Jika masyarakat mau bergotong-royong menjadikan kopi Kendal sebagai salah satu komoditas unggulan, maka saya yakin hal tersebut dapat mendorong pemulihan dan bangkitnya perekonomian akibat pandemi covid-19 ini” ujarnya. (rah)