
JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Tim dari pusat laboratorium forensic (puslabfor) Polri menemukan ukuran peluru yang sama antara penembakan pertama dengan penemuan kedua kasus penembakan ruang anggota DPR. Ukuran peluru itu sama-sama memiliki kaliber 9 milimeter.
“Dari hasil sementara puslabfor, pelurunya sama yaitu 9 milimeter dengan yang kemarin (penembakan pada Senin (15/10/2018). Tetapi kita akan lakukan scientic investigation, uji balistik untuk memastikan apakah sama dan identifikasi dengan peluru yang digunakan pada kejadian Senin kemarin,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Roma Hutajulu di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10).
Penegasan disampaikan Hutajulu mengenai hasil sementara penyidik Polri atas temuan peluru kembali yang bersarang di ruang kerja anggota DPR dari Fraksi PAN Totok Daryanto di Lantai 20 dan ruang kerja anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10.
Sebelumnya, masyarakat dihebohkan penembakan ruang kerja anggota DPR pada Senin (15/10/2018) dua hari lalu. Peluru hampir mengenai tamu anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Brigjen Purn. Wenny Warow di lantai 16 Gedung Nusantara I DPR. Serta staf anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bambang Heri Purnama di lantar 13.
Beruntung peluru yang menembus tidak mengenai dua orang tamu Wenny Warouw dan staf Bambang Heri. Gedung Nusantara I DPR sendiri memiliki 22 lantai.
Kombes Hutajulu menambahkan, untuk memastikan hasil investigasi sementara dari puslabfor itu, polisi masih memeriksa proyektil peluru tersebut melalui uji scienticfic investigation.
Saat ini, menurut Hutajulu, kepolisian masih bekerja intensif untuk mememperoleh data dan fakta untuk saatnya disampaikan kepada publik. Diakuinya, ada banyak keinginan publik yang nantinya poerlu diungkap antara lain apakah proyektil peluru yang ditemukan pada peristiwa penembakan Senin (15/10/2018) dengan peluru yang ditemukanpada Rabu (17/10/2018) merupakan peluru yang ditembakkan pada senjata yang sama.
Juga mengenai berapa sebenarnya jumlah peluru yang ditembakkan oleh I yang saat ini masih diperiksa dengan status tersangka. Kemudian, juga menyangkut kemampuan senjata milik I yang diketahui laras pendek jenis Glock.
“Tim labfor akan bekerja, mengukur jarak, sudut elevasi dan jarak per lantai juga akan diperiksa secara itensif, agar data dan fakta yang terkumpul di lapangan lengkap. Kemudian bagaimana hasil Pusbalfir disampaikan berikutnya,” tegas Hutajulu.
Penemuan peluru kembali di ruang anggota DPR RI diketahui oleh staf kedua anggota DPR Totok Daryanto di Lantai 20 dan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri. Mereka kemudian melaporkan temuannya tersebut kepada pengamanan dalam (pamdal) Setjen DPR pada Selasa sore (16/10/2018).
Oleh Setjen DPR temuan ini kemudian dilaporkan kepada pimpinan DPR. Selanjutnya, pimpinan DPR berkoordinasi dengan kepolisian. Pihak kepolisian baru melakukan pemeriksaan di temoat kejadian perkara (TKP) pada Rabu pagi.
Sebelumnya, pada Senin pekan ini, anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Brigjen Purn. Wenny Warouw dikejutkan oleh desingan peluru yang mengenai kaca kemudian menembus dinding atas ruang kerjanya lantai 16 Gedung Nusantara I DPR. Wenny mengaku bersyukur sebab dua tamu yang sedang bersamanya nyaris terkena peluru nyasar tersebut.
Diceritakan Wenny, laju peluru yang menembus ruang kerjanya hanya berjarak sekian centimeter dengan kepala tamunya. Kata Wenny, kalau saja, tamunya beranjak berdiri, mungkin akan menembus kepalanya.
Demikian juga, peluru yang bersarang di ruangan 1313 yang dihuni anggota DPR dari Fraksi Golkar, Bambang Heri Purnama di lantar 13. Staf Bambang Heri mengaku hampir terkena peluru yang diketahu hanya sekian centimeter dibelakangnya. Apabila ia mundur sedikit saja, mungkin ia akan terkena dan menjadi korban peluru nyasar. Gedung Nusantara I DPR sendiri memiliki 22 lantai. (har)