
Desas-desus seputar mafia bola sudah terdengar lama di Indonesia. Permainan mafia termasuk di dalamnya adalah pengaturan skor. Namun demikian, gurita mafia bola ini seakan susah dipecahkan. Bukti-bukti seakan susah diperoleh, sementara laporan demi laporan seperti menguap begitu saja.
Hingga akhirnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, melalui surat nomor 3678 tanggal 21 Desember 2018, membentuk Satgas Anti Mafia Bola. Satgas ini dipimpin oleh Brigadir Jendral (Brigjen) Hendro Pandowo. Dan Satga Antimafia Bola ini langsung mendapat ratusan laporan. "Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus mengusut sampai tuntas persoalan ini. Ini merupakan momentum yang tepat untuk mengusut tuntas mafia bola serta membuat prestasi bola Indonesia semakin maju dan transparan," ucap anggota DPR Maruarar Sirait di Jakarta, Minggu (24/2).
Dalam dua bulan kerja, Satgas Antimafia bola langsung menyeret 15 tersangka. Dari 15 orang tersangka ini, mereka ditersangkakan karena melakukan permainan skor, mengahancurkan barang bukti serta ada juga yang terlibat dalam judi online.
Ke-15 tersangka itu adalah Joko Driyono, Ketua Aspov PSSI Jawa Tengah Johar Lin Eng, anggota Komisi Disiplin Dwi Irianto, mantan anggota Komite Wasit Priyanto, anak Priyanto Anik Yuni Artika Sari, wasit Persibara melawan Persekabpas Nurul Safarid, mantan penanggungjawab PSMP Vigit Waluyo dan Direktur Penugasan Wasit PSSI Mansur Lestaluhu.
Sementara empat tersangka lainnya adalah perangkat pertandingan Persibara lawan Persekabpas dengan inisial P, CH, NR, dan DS, Muhammad Mardani Mogot (sopir Jokdri), Musmuliadi (OB di PT Persija), Abdul Gofur (OB di PSSI).
Terakhir Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono (Jokdri) ditetapkan sebagai tersangka kasus mafia bola. Joko menjadi Plt Ketua unum PSSI menggabtikan Edy Rahmayadi yang mengundurkan diri karena kasus pasca terbongkarnya kasus mafia bola.
Maruarar meminta, Satgas Antimafia Bola terus bersikap tegas dan mengawal pemberantasan mafia bola demi kebaikan sepakbola nasional di masa mendatang. Dengan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah, Maruarar meminta Satgas Mafia Bola bertindak dan mengusut tuntas masalah ini. "Harapan kita semua sama. Ingin sepakbola Indonesia itu maju. Mari kita dukung kinerja Satgas Antimafia bola," tegas Maruarar. (har)