
DEPOK (Bisnis Jakarta) – Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok mengaku mendapat bantuan Sedikitnya 100 mahasiswa koas/ko-asisten Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk membantu pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan kurban yang dijual di wilayah Depok.
Kepala DKPPP Farah Mulyati mengatakan tenaga bantuan mulai turun pada H-15 Iduladha di lapak pedagang dan didampingi petugas. Selain itu, mahasiswa juga di bantu dosen pendamping serta petugas Keswan Kementerian Pertanian hingga H+3 masih dilakukan pemeriksaan. Namun guna memastikan
antemortem dan postmortem pemeriksaan dilakukan pada H-1 dan hari H pemotongan hewan kurban. Nantinya di titik pemotongan petugas bakal dibantu warga atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM).
“Keahlian para mahasiswa dibutuhkan DKPPP, sebab ini solusi dari keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki DKPPP. Tak hanya itu, pada hari-H kami juga dibantu anggota Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).” Ungkapnya di Depok.
Sementara jika nantinya ditemukan hewan kurban yang tidak sehat, petugas bakal menyarankan untuk diobati atau diisolasi terlebih dahulu sebelum dijual. Pasalnya, dikhawatirkan hewan yang terjangkit penyakit bisa menular kepada hewan lainnya, bahkan ke manusia.
“Tak hanya kesehatan, kami juga pemerika lalu lintas ternak seperti kelengkapan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal, agar hewan yang baru didatangkan kondisinya sehat.” Jelasnya.
Pihaknya juga menegaskan terkait beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti hewan kurban harus memenuhi persyaratan syariat Islam. Jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka harus dikembalikan atau disarankan tidak dijual untuk keperluan kurban
“Petugas juga wajib memeriksa tempat-tempat pemotongan hewan seperti halaman masjid, halaman sekolah, pinggir jalan, lapangan dan tempat terbuka lainnya,” ungkapnya. (jif)