DENPASAR (bisnisjakarta.co.id) – Gubernur Bali, Wayan Koster mengeluarkan instruksi tentang perayaan Rahina Tumpek Wariga dengan Upacara Wana Kerthi. Perayaan Rahina Tumpek Wariga dilaksanakan secara serentak di seluruh Bali pada Sabtu (14/4/2022) diawali kegiatan niskala pada pukul 09.00-10.00 WITA, dilanjutkan kegiatan sakala pada pukul 10.00 sampai selesai.
Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan Upacara Wana Kerthi di Kawasan Hutan, Kelurahan Baler Bale Agung, Jembrana. Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali melaksanakan Upacara Wana Kerthi secara Niskala dan Sakala sebagaimana halnya kegiatan Pemerintah Provinsi Bali berlokasi di Kawasan hutan masing-masing.
Kegiatan dipimpin oleh Bupati/Wali Kota, dihadiri oleh Wakil Bupati/Wakil Wali Kota, Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Dandim, Kapolres/ Kapolresta, Kajari, Ketua Pengadilan Negeri, Staf Ahli Bupati dan Asisten, Kepala OPD Kabupaten/Kota dan Staff Masing-masing 25 Orang, Prajuru MDA Kabupaten/Kota, Pengurus Forum Perbekel Kabupaten/Kota, dan Prajuru Desa Adat setempat. Majelis Desa Adat Provinsi Bali mengikuti kegiatan Pemerintah Provinsi Bali sedangkan Majelis Desa Adat Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan Pemerintah Kabupaten/Kota masing-masing.
“Lembaga vertikal melaksanakan upacara Wana Kerthi secara niskala dengan sembahyang Tumpek Wariga di tempat suci, dilanjutkan dengan menanam atau merawat pohon di lingkungan instansi masing-masing dan/atau di tempat lain sesuai pilihan. Instansi Vertikal dapat berkolaborasi dengan Instansi lain dalam melaksanakan kegiatan Niskala dan Sakala. Kegiatan dipimpin oleh Pimpinan Instansi diikuti seluruh pegawai masing-masing instansi,” ungkap Koster dalam keterangannya di Denpasar, Sabtu (16/4) sore.
Sementara itu terkait tata laksana upacara, kegiatan Niskala dilakukan dengan mempersembahkan lima macam bubur/bubuh sumsum kepada semua/sarwa tumuwuh (Tutur Lontar Bhagawan Agastyaprana), terdiri atas:
- Bubur/bubuh beras putih dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan umbi-umbian yang dapat dijadikan bubur, seperti ketela rambat, ketela pohon, talas, dan umbi lainnya.
- Bubur/bubuh beras merah dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan biji-bijian, seperti padi dan palawija, jagung godem, jagung gambah/sorgum.
- Bubur/bubuh sumsum hijau (kayu sugih) dihaturkan kepada pepohonan yang berbuah melalui penyerbukan bunga putik, seperti mangga, klengkeng, wani, kelapa, dan lainnya.
- Bubur/bubuh ketan (warna kuning) dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang berbuah pada batang, seperti buah nangka, durian, langsat, kepundung, dan lainnya.
- Bubur/bubuh beras injin (beras hitam) dihaturkan kepada tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bunga dan minyak harum.
Diawali dengan melakukan Pemujaan dan Persembahyangan bersama di tempat suci/Sanggar Agung ke hadapan Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Hyang Tumuwuh/Dewa Sangkara. Dilanjutkan dengan mengoleskan bubur/bubuh lima warna pada batang pohon, dilanjutkan mengucapkan Doa/Saa:
“Kaki-kaki, Nini-nini, niki katuran bubuh mangda madon gembal, mabunga magambah, buin selae lemeng wenten upacara Galungan mangda mabunga miwah mabuah, ngeed… ngeed… ngeed…”, (tepuk batang pohon tiga kali).
Kegiatan Sakala dilakukan dengan penanaman pohon Tematik: upakara dan usada, serta merawat, memelihara, merapikan, dan memupuk tetumbuhan (sarwa tumuwuh) di Kawasan Hutan Kelurahan Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana. *gde