Jakarta, 21/3 (Bisnis Jakarta) – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah tipis sebesar lima poin menjadi Rp13.758 dibanding posisi sebelumnya Rp13.753 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS bergerak menguat masih dipicu oleh sentimen mengenai kenaikan suku bunga The Fed dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
“Dolar AS naik di tengah ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga dari The Fed,” katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar memprediksi FOMC menghasilkan keputusan menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin. Selanjutnya, pelaku pasar akan mencari isyarat apakah suku bunga The Fed akan nak tiga atau empat kali pada tahun ini.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga mengatakan bahwa pasar telah memperkirakan bahwa suku bunga AS akan ditingkatkan dalam rapat pekan ini, apabila The Fed mengeluarkan isyarat baru mengenai jadwal kenaikan suku bunga dan bernada hawkish, maka rupiah dan mata uang pasar berkembang akan cenderung melemah.
“Dolar AS yang menguat di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga AS dapat memicu kekhawatiran akan arus keluar modal dari pasar berkembang,” katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (21/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.759 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.761 per dolar AS.(ant)