SDM Profesional Percepat Capaian Target Kunjungan Wisman

MEDAN (Bisnis Jakarta)-
Industri pariwisata akan jadi industri favorit, karena tidak akan habis. Bahkan, makin berkembang. Karena itu dibutuhkan tenaga-tenaga kepariwisataan yang kompeten di bidangnya. "Target kunjungan wisata perlu didukung SDM profesional. Saat ini pariwisata sudah menjadi industri mainstream. Artinya, sudah menjadi industri yang diandalkan menjadi penghasil devisa terbesar," kata Menpar Arief Yahya saat wisuda mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Medan, Rabu (18/10).

Sebanyak 317 mahasiswa Poltekpar Medan diwisuda terdiri dari 31 orang lulusan Diploma IV, dan 286 orang lulusan Diploma III. Wisudawan terbaik Tahun 2018 diraih Masrani Grace yang mendapat IPK 3,56 (Terpuji) dari Program Studi Manajemen Divisi Kamar (MDK).

Menurut Menpar, untuk mengolah SDM pariwisata dibutuhkan sekolah seperti Poltekpar Medan ini. Karena industri pariwisata makin butuh tenaga SDM yang profesional. Kemenpar memiliki target pada 2019 adalah kunjungan wisatawan asing sebesar 20 juta. Sementara target jumlah devisa Rp 240 triliun dan perjalanan wisatawan dalam negeri sebanyak 275 jura. "Kami berharap, pariwisata bisa memberikan kontribusi 15 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Menpar.

Sedangkan Direktur Poltekpar Medan Anwari Masatip mengatakan, wisuda ini adalah moment yang luar biasa. Menjadi kebanggaan bersama melihat Putra dan Putri telah menyelesaikan tahapan awal untuk menuju masa depannya. "Di saat ini, pariwisata kita sedang menjadi pembicaraan dunia karena tingkat pertumbuhan, peluang tenaga kerja, serta peningkatan devisa bagi negara yang jumlahnya luar biasa signifikan. Oleh sebab itu, putra dan putri kebanggan Bapak dan Ibu berada di jalur yang tepat," ujarnya.

Anwari mengatakan, tahun 2018 adalah tahun yang bersejarah. Bersejarah karena target kunjungan wisman ke indonesia adalah 17 juta. Bersejarah karena selama 26 tahun, di tahun inilah terjadi perubahan status dari Akademi Pariwisata menjadi Politeknik Pariwisata.

Sejarah tidak berhenti di situ. Karena pariwisata Indonesia telah menjadi core economy. Juga sebagai penghasil devisa terbesar kedua setelah CPO.

Bahkan, berdasarkan berita terbaru dari The World Travel & Tourism Council (WTTC), kekuatan pariwisata Indonesia menjadi peringkat ke 9 di dunia. Indonesia berhasil mengalahkan Thailand yang berada di peringkat ke 12, Filipina dan Malasya di peringkat 13, Singapura di peringkat 16, serta Vietnam di peringkat 21. "Inilah bukti kalau pariwisata kita sangat beken di mata dunia. Inilah bukti kerja paten pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan pariwisata, dan asosiasi yang bahu membahu membangun pariwisata Indonesia," tegasnya.

Poltekpar Medan dalam melaksanakan pendidikannya dibekali dengan program 3C. Yakni Curriculum, Certification, and Centre of Excelent. "Kurikulum dirumuskan berdasarkan  Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Mutual Recognition Arrengment on Tourism Professionals ASEAN), dan juga capaian pembelajarannya diselaraskan dengan Global  Code of Etic of Tourism by UNWTO," paparnya.

Di Poltekpar Medan, sertifikasi telah berstandar UNWTO Tedqual untuk dunia. Lalu sertifikasi CHE untuk pengajar juga bertaraf dunia. Sementara sertifikasi BAN-PT untuk Program Studi, sertifikasi AIPT untuk institusi, sertifikasi dosen untuk pengajar bertaraf nasional, ISO 9001:2015, dan LSP 1ST PARTY Akpar Medan.

Centre of Excelen

Poltekpar Medan dikhususkan untuk Geotourism dan Enterpreunership. Pada bulan Oktober 2018, kata Anwari, melakukan kegiatan pelatihan dan pengabdian masyarakat sebanyak 14 kelompok. Fokus kegiatan di Humbahas, peresmian Inkubator Bisnis Mahasiswa pada saat Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI pada bulan September 2018. (son)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button