Sebelas Kecamatan di Bogor Positif Endemis Antrak

BOGOR (Bisnis Jakarta) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor terus melakukan pengawasan ekstra terhadap lalu lintas perdagangan hewan kurban. Upaya ini dilakukan guna memastikan sekaligus memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat terhadap berbagai penyakit menular berbahaya dari hewan ke manusia.

“Kami  tahu 11 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan daerah endemis antrak. Untuk itu kami bersama dinas dan lembaga terkait terus melakukan langkah-langkah dan kebijakan untuk mencegahnya,” kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bogor, Drh. Siti Farikah, Minggu, (27/08/17)

Ke-11 kecamatan yang dimaksud, meliputi Kecamatan Cibinong, Citeureup, Babakan Madang, Bojong Gede, Sukaraja, Tajur Halang, Jonggol, Gunung Sindur, Cileungsi, Kelapa Nunggal dan Kecamatan Sukamakmur.

“Wilayah-wilayah pada zona endemis antrak itu tentu harus terus menjadi fokus kami. Tapi daerah lainnya juga terus dilakukan pengawasan  agar semua hewan kurban yang ada di Kabupaten Bogor aman dari penyakit.  Sukur alhamdulillah sampai hari ini kami belum menemukan atau menerima laporan terkait itu,” tegasnya.

Drh. Siti Farikah, menyampaikan, dalam menghadapi Hari Raya  Idul Adha (1438 H), pihaknya telah menggandeng FKH-IPB untuk membantu melakukan pengawasan kesehatan hewan, sekaligus memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait tata cara pemotongan hewan kurban yang baik dan benar.

“Edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi para pengurus DKM seperti ini sangat bagus. Kegiatan ini selain untuk tujuan melatih kemandirian masyarakat dalam mengatahui kondisi kesehatan hewan, saat pemotongan dan lainnya. Ini penting agar khurban yang kita lakukan itu benar-benar baik dari sisi kesehatan maupun syariat agama,” jelasnya.

Sementara itu, Fakultas Kedoktrean Hewan, Institut Pertanian Bogor (FHK-IPB) tahun ini kembali menerjunkan sebanyak 730 mahasiswa dan dosen, untuk mebantu pemantauan pelaksanaan kurban di beberapa wilayah seperti di Kota/Kab.Bogor,Depok, Bekasi, DKI Jakarta dan Kepulaun Seribu.

“Dosen dan mahasiswa kami itu telah disebar sejak hari Jum’at kemarin untuk membantu masyarakat dan pemda,  dalam melakukan pengawasan dan periksaan hewan kurban di wilayah Jabodetabek dan Kepulaun Seribu,” ujar Ketua Tim Pemantau Kurban FKH-IPB, Dr.drh. Arilasunu Wicaksono. (bas)

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button