EkobisHeadline

Semikonduktor dan AI Dipandang Strategis Percepat Visi Indonesia Emas 2045

BISNISJAKARTA.co.id – Pengembangan teknologi semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI) dipandang strategis untuk mempercepat realisasi visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, peningkatan produktivitas, dan penciptaan nilai tambah melalui penguatan sektor-sektor unggulan baru (new economic engines), seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan bioteknologi modern.

Guna mendukung pengembangan tersebut, dilansir dalam laman resminya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Membangun Kolaborasi dan Kerja Sama Pengembangan Semikonduktor dan Kecerdasan Artifisial (AI) di Indonesia” yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (30/04). Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat sinergi lintas pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem semikonduktor dan AI.

“Saat ini, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai negara dengan potensi pasar AI paling menjanjikan di Asia. Implementasi AI di Indonesia diproyeksikan dapat berkontribusi hingga USD366 miliar atau sekitar 12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030. Ini menjadi peluang besar yang harus kita manfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech pada agenda tersebut.

Dalam rangka akselerasi transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional, pengembangan kecerdasan artifisial (AI) dan semikonduktor menjadi bagian penting dari strategi penguatan industri berbasis inovasi dan teknologi kunci. Optimalisasi penggunaan AI juga dapat mendorong kemajuan sektor-sektor yang masih belum optimal, seperti otomotif, kesehatan, pendidikan, perbankan, hingga pertanian.

Ekosistem semikonduktor di Indonesia saat ini masih dalam tahap awal, namun memiliki potensi besar untuk berkembang. Beberapa pelaku industri telah beroperasi di berbagai segmen, seperti design house, front-end (wafer processing), back-end (assembly and testing), perakitan Printed Circuit Board (PCB), serta industri pengguna. Pengembangan ekosistem ini didorong oleh lembaga riset, asosiasi, serta peluang kolaborasi dalam bidang infrastruktur, regulasi, sumber daya manusia, penelitian, iklim usaha, inovasi, pembiayaan, dan investasi.

Pemerintah juga menunjukkan komitmen melalui insentif fiskal dan nonfiskal, seperti pembentukan satuan tugas untuk mempercepat pengembangan ekosistem semikonduktor dan AI, serta penyediaan infrastruktur dan kawasan industri di berbagai wilayah seperti Riau, Batam, Bali, dan Singasari, guna mempercepat kemandirian industri semikonduktor dan memperkuat daya saing Indonesia di kancah global.

Kegiatan hari ini merupakan wujud komitmen Pemerintah dalam mengambil langkah proaktif untuk memperkuat ekosistem semikonduktor dan AI di Indonesia. Dengan adanya kolaborasi dengan Singapura serta peluang kerja sama dengan negara lain, upaya ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam menarik investasi untuk pengembangan dan diversifikasi rantai pasok semikonduktor dan AI di masa mendatang.

Untuk menjalankan program tersebut, Kemenko Perekonomian saat ini sedang menyusun Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian tentang Satuan Tugas Pengembangan Ekosistem Semikonduktor dan Kecerdasan Artifisial yang nantinya menyusun Roadmap Ekosistem Pengembangan Semikonduktor dan Kecerdasan Artifisial. Satgas ini diharapkan akan menjadi salah satu pendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Indonesia melihat kerjasama internasional untuk pengembangan semikonduktor dan AI akan berfokus kepada investasi dan perdagangan. Kemudian juga pengembangan sumber daya manusia, di mana kita akan mendorong beasiswa bersama. Tidak hanya untuk mahasiswa S1, tetapi S2 dan S3, juga pelatihan vokasi. Kemudian juga didorong untuk penelitian inovasi dan alih teknologi dengan research bersama, kolaborasi desain dari semikonduktor, transportasi, dan teknologi,” ungkap Menko Airlangga saat doorstop.

Turut hadir dalam agenda tersebut antara lain yakni Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo, Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Former Chairman Singapore Semiconductor Industry Association (SSIA) Advisory Board Francois Guibert, Executive Director SSIA Ang Wee Seng, Founder and CEO NICSLAB Andri Mahendra, Tim Asistensi Menko Perekonomian, serta perwakilan K/L terkait dan asosiasi.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button